Tangerang Selatan, IPM.OR.ID – Pasca Pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Tahun 2017, dilaksanakan Seminar Kebangsaan oleh MPR RI. Ketua Komisi VIII DPR RI, Ali Taher, bertindak sebagai pemateri untuk menyampaikan paparan tentang kebangsaan dan kehidupan berMuhammadiyah.
Terkait nasionalisme Ali Taher menyatakan, “Pengalaman beberapa waktu terakhir memberi gambaran bahwa nasionalisme kita sangat kokoh dan didukung spiritualisme yang kuat.” Padahal, Ali melanjutkan, Indonesia memiliki wilayah yang begitu besar, “Indonesia sangat luas. Sebagai bandingan jika Pulau Weh diletakkan di London, Inggris, maka jika ditarik garis lurus Merauke akan terletak di Teheran, Iran,” tandas Ali Taher.
Ali Taher, walaupun menjadi anggota dewan, namun menegaskan diri dan lebih dikenal sebagai mubaligh, bukan politikus. Terutama dalam penutup pidato, beliau selalu menggunakan “Nuun walqolami wamaa yasthuruun” –semboyan khas IPM. Kebiasaan tersebut menjadi awal menyusun strategi dakwah Muhammadiyah dengan platform politik yang berbeda-beda, melalui jaringan alumni-alumni IPM yang berkarir dalam perpolitikan dan tergugah jiwa kadernya melalui semboyan IPM yang selalu didengungkan tersebut.
Beliau juga berkeyakinan bahwa Muhammadiyah perlu memperhatikan politik, seraya menyadur kutipan dari KH AR Fakhruddin, “Muhammadiyah tidak berpolitik, tapi harus paham politik agar tidak menjadi korban kebijakan yang buruk dalam politik.” (nab)