IPM.OR.ID., JAKARTA – Staf Ahli Kominfo, Widodo Muktiyo, dalam kegiatan Intech Talk yang diselenggarakan oleh Bidang Teknologi dan Informasi Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PP IPM) mengatakan bahwa menghadapi media sosial tidaklah mudah karena tantangannya adalah etika dan tata krama (26/06/2023).
Menurutnya, semakin berkembangnya zaman pun membuat komunikasi di era modern sangat sulit karena komunikasi telah berubah secara signifikan.
Kegiatan Intech Talk yang diselenggarakan Senin (26/6/2023) di Aula Gedung Dakwah Pimpinan Pusat Muhammadiyah Jakarta ini hadir sebagai upaya peningkatan pencerdasan mengenai pencegahan berita palsu khususnya di kalangan pelajar.
Selain Widodo Muktiyo (Staff Ahli Kominfo), kegiatan kali ini dihadiri oleh Makroen Sanjaya (Direktur TvMu & Wakil Ketua Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah), Faiz Rafdhi (Rektor Universitas Saintek Muhammadiyah Jakarta), Nashir Efendi (Ketua Umum PP IPM), dan IPM se-DKI Jakarta.
Dalam penyampaian komunikasi baik dalam lisan maupun tulisan pada ruang digital, bagi yang memiliki pemikiran skeptis atau kritis jangan merasa kecil hati berbicara karena setiap warga Indonesia memiliki hak untuk bebas berekspresi, seperti yang tercantum dalam pasal 28 (F) UUD 1945.
“Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.”
Terdapat 5 langkah percepatan transformasi digital oleh pemerintah melalui kementerian kominfo menyediakan percepatan dan perluasan akses itu tidak gratis yang artinya, sumber yang digunakan untuk infrastruktur, membuat peta jalan pemerintah di masyarakat digital, ekonomi digital, termasuk data yang sekarang telah disiapkan untuk menjadi pusat data yang terpadu.
Mulai dari memastikan seluruh wilayah di Indonesia tersedia layanan seluler 4G, menciptakan ruang digital yang aman dan masyarakat tetap terlindungi, mendukung penciptaan fair level of playing field di sektor terkait, hingga mendorong digitalisasi terjadi di semua sektor. Semua upaya ini dilakukan untuk mewujudkan Indonesia Terkoneksi.
Tak kalah menarik, terdapat basis dari seluruh responden menyatakan bahwa sumber yang biasanya diakses untuk mendapatkan informasi adalah media sosial. Pengguna media sosial sendiri memiliki karakteristik, yaitu cenderung tidak menyukai aturan yang mengikat, senang mengekspresikan diri, terbiasa belajar bukan dari instruksi melainkan dengan mencari, tidak ragu download dan upload, dan senang berinteraksi di media sosial.
Digitalisasi pemerintahan juga memberikan ekonomi digital, terdapat 2700 pusat data dimana hanya 3 % diantara yang memenuhi standar internasional dan sebagian besar belum menggunakan cloud computing.
Salah satu hal yang perlu diperhatikan saat menggunakan media sosial adalah berpikir sebelum bertindak. Apakah ini benar? apakah ini baik? apakah ini bermanfaat? jika sudah merasa hal yang dilihat tidak logis, buang waktu, dan untuk mencari sensasi lupakan saja.
Faktanya, berita bohong yang beredaran di media sosial 90,30% disengaja dan mereka memiliki influencer/buzzer yang banyak sehingga banyak juga yang bertebaran.
“Ilmu yang saya gunakan dalam kominfo adalah, mari kita menanam rumput-rumput hijau yang setiap pagi disiram agar rumput-rumput hijau di dunia digital ini dapat menutup ilalang-ilalang kering yang terkadang mudah terbakar,” pungkas Widodo. *(Sayida)