IPM.OR.ID., SLEMAN – Ada yang menarik dalam kegiatan Pelatihan Kader Paripurna Taruna Melati Utama (PKPTMU) yang diadakan Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PP IPM) pada (13/05/2023). Sepuluh peserta PKPTMU mengikuti belajar dan diskusi bersama tentang tema “Media dan Dakwah Digital” sembari merasakan atmosfer kerja di Kantor RWE Digital Agency, Sleman, DIY.
Diskusi dimulai dengan penjelasan Muhammad Hafidullah mengenai komponen-komponen dalam pengelolaan media sosial, yakni audiens dan kanal media. “Audiens atau pembaca dalam media sosial terbagi menjadi dua, yakni audiens internal yang meliputi anggota organisasi, majelis dan audiens eksternal yang meliputi masyarakat Lembaga atau majelis dan mitra organisasi, Setelah mengetahui target audiens, pemegang konten sosial media harus memahami betul audiens-nya,” jelas Hafid.
Lebih lanjut, Hafid juga menjelaskan terkait kanal media yang populer di masyarakat, seperti TikTok contohnya. Ia menjelaskan bagaimana TikTok menjadi media sosial yang popoler di masyarakat karena konten video di TikTok bisa diunduh dan mudah untuk menyebarkannya di WhatApp. “Terkait kanal media ini, Muhammadiyah harus bisa meremajakan warga Muhammadiyah. Pembuat konten harusnya bisa memilih konten yang dibuat agar sesuai dengan zaman,” terangnya lagi.
Terkait penyampaian dakwah digital, Hafid juga mencontohkan bagaimana para ustaz milenial mem-branding diri mereka sehingga bisa sesuai dengan target audiens. “Mengingat pentingnya memahami audiens ustaz online, kita sebagai pendakwah juga bisa mencontohnya. Strateginya selain mencari masalah, seorang da’i dalam membuat konten dakwah harus tahu wadah yang akan digunakan, setelah itu pahami algoritma platform yang hendak digunakan. Selain itu, validasi dalam dakwah itu juga menjadi komponen penting untuk mendapat simpatisan masyarakat,” jelas Hafid.
Menyambung Hafid, Zidane Rizky Andhika menyampaikan tentang strategi dalam pembuatan konten media sosial. Hal pertama yang harus dilakukan lembaga untuk membentuk konten sosial media yang bagus adalah dengan membentuk personal branding dan brand knowledge and product. “Dengan membangun branding organisasi, maka konten yang akan dibuat menjadi bernilai dan bisa menempatkan apa yang dimiliki organisasi,” ujar Zidane.
Setelah mengetahui personal branding dan branding knowledge, Zidane menyampaikan perlunya membuat target dan tren untuk meningkatkan engagement audiens. Adapun untuk meningkatkan audiens, Zidane juga menyampaikan kiat-kiatnya. “Pertama, cara untuk menarik audiens yakni membuat konten dengan caption yang singkat. Jangan gunakan kalimat yang panjang karena akan menjemukan. Kedua, usahakan membuat konten yang relavan dengan target audiens. Ketiga, CTA (Call to Action) yang berupa ajakan atau interaksi berupa balasan komentar atau audiens yang membagikan konten yang dibuat,” terang Zidane.
Mendukung paparan Zidane, Sekarayu Ramadaningtyas Santoso menyampaikan konsep digital marketing dalam pembuatan konten sosial media. Ayu menyampaikan dalam membuat konten perlu melakukan penelitian terkait branding. “Terkait branding, kita perlu mencari tahu lebih jauh terkait masalah dan misi dari lembaga,” pungkas Ayu. (inas)
