IPM.OR.ID., YOGYAKARTA – Jenjang perkaderan paling puncak Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), yaitu Pelatihan Kader Paripurna Taruna Melati Utama (PKPTMU) resmi dibuka, pada Selasa (9/5/2023) di Gedung Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Yogyakarta, dengan mengangkat tema Embracing The New Era of IPM: The Future is Now.
Turut hadir dalam pembukaan kegiatan ini Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah (PPM) Haedar Nashir, Ketua Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah Siti ‘Aisyah, Ketua Umum Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PP IPM) Nashir Efendi, dan Ketua Pelaksana PKPTMU Rahmi Syavina, serta diikuti oleh 33 peserta.
Dalam sambutannya, Ketua Pelaksana Rahmi Syavina berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu secara moral, maupun moril. Selain itu, Rahmi menyambut para peserta kegiatan perkaderan PKPTMU di kota kelahiran Muhammadiyah, Yogyakarta.
“Alhamdulillah PKPTMU yang kedua dalam satu periode ini bisa mengakomodir seluruh pimpinan wilayah di seluruh Indonesia. Harapannya kepada seluruh peserta, dapat belajar dari kegiatan ini, sehingga bisa ikut merancang bagaimana IPM ke depannya,” tutur Rahmi.
Kemudian, Ketua Umum PP IPM Nashir Efendi dalam sambutannya menyampaikan, bahwa IPM perlu mengintensifkan dan memperluas dakwah di kalangan generasi Z yang memiliki perbedaan corak dakwah dengan generasi sebelumnya
“Masih diperlukan evaluasi terhadap agenda kita semua karena IPM adalah pintu utama yang memiliki peran terhadap umat, bangsa, dan kemanusiaan. Jenjang perkaderan PKPTMU yang memiliki pengaruh terhadap kader IPM selanjutnya ini diharapkan menghasilkan manusia purna,” kata Nashir.
Kata ‘manusia purna’, menurut Nashir ini diambil dari dua sumber utama, pertama adalah Friedrich Nietzsche. Nietzsche menyebutkan bahwa manusia itu terdiri dari tiga tahap, pertama unta, kedua singa, dan ketiga anak. Lalu, sumber kedua adalah Ibnu Arabi yang menyebutkan manusia purna adalah mereka yang bisa menyeimbangkan antara ukhrawi dan duniawi.
Lebih lanjut, Nashir menjelaskan bahwa PKPTMU kali ini mencoba untuk menghidupkan tradisi berguru yang telah punah di zaman sekarang melalui kunjungan-kunjungan yang akan dilakukan.
“Dibutuhkan konsep pembelajaran dan perkaderan yang matang, temen-temen punya tanggung jawab moral dan spiritual setelah PKPTMU yang itu akan menghasilkan dorongan-dorongan dalam berorganisasi. Hal ini karena kita adalah penentu kondisi keumatan, maka harus dijiwai dengan nilai-nilai IPM,” jelas Nashir.
Kegiatan ini dimeriahkan dengan penampilan tembang macapat oleh Nurcholis Ramadhan (Sekretaris Umum Pimpinan Cabang IPM Srandakan) yang menceritakan tentang perjalanan Muhammadiyah yang sudah mencerahkan tidak hanya dalam bangsa, tapi juga luar bangsa dengan amar maruf nahi mungkar yang berdasarkan Al-Quran dan Hadis.
Setelah penampila tembang macapat, kegiatan kemudian dilanjutkan dengan amanat sekaligus penyampaian materi oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir dengan tema Isu Strategis Keutamaan, Kebangsaan, dan Kemanusiaan Universal. *(Yud)