IPM.OR.ID., BANDAR LAMPUNG – Mengangkat tema Fasilitator Sebagai Motor Pengaderan, Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PD IPM) Kota Bandar Lampung melaksanakan Pelatihan Fasilitator dan Pendamping 1 (PFP 1) yang berlokasi di Komplek Perguruan Muhammadiyah Labuhan Ratu, pada Kamis-Ahad, (12-15/01/2023).
Turut hadir dalam pembukaan Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Bandar Lampung Ujang Suparman, Ketua Pimpinan Cabang ‘Aisyiyah (PCA) Labuhan Ratu Kun Hanifah, Sekretaris Umum Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PW IPM) Lampung Abdul Aziz Al-Faruq, dan beberapa tamu undangan lain yang merupakan utusan dari beberapa organisasi otonom Muhammadiyah dan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM).
Sebagaimana yang disampaikan oleh Master of Training Jalu Damar Jati, kegiatan ini bertujuan untuk membentuk karakteristik kader sebagai fasilitator yang menciptakan dinamika perkaderan di IPM Kota Bandar Lampung.
“Tujuan dilaksanakannya PFP 1 adalah membina dan membangun kader-kader IPM untuk menjadi seorang fasilitator agar dapat melakukan perencanaan pelatihan, pengelolaan dan pendampingan pasca pelatihan,” kata Jalu.
Kegiatan ini diikuti oleh 17 kader IPM Provinsi Lampung yang terdiri dari 9 kader IPM Bandar Lampung, 4 kader IPM Lampung Tengah, 2 kader IPM Tulang Bawang, 1 kader IPM Lampung Timur, dan 1 kader IPM Lampung Utara.
Ketua umum PD IPM Kota Bandar Lampung Apriza Bagus Saputra dalam sambutannya menyampaikan bahwa proses pembelajaran sebagai fasilitator tidak berhenti pada tahap pelatihan saja.
“Kegiatan ini merupakan langkah awal bagi kader IPM untuk mengembangkan diri dalam melakukan perancangan dan pelaksanaan proses perkaderan. Oleh karena itu, saya berharap para peserta pelatihan dapat pulang ke daerah masing-masing dengan membawa bekal yang didapatkan saat pelatihan dan bergerak menjadi seorang kader yang siap untuk terus mengawal perkaderan yang ada,” jelas Apriza.
Menorehkan kesan yang bermakna, kegiatan PFP 1 mengajarkan banyak hal kepada para peserta untuk diimplementasikan di kemudian hari. Pelatihan diisi dengan sesi diskusi dan debat, yang mana hal ini dilangsungkan untuk mengembangkan skill peserta dalam berpikir dan mengutarakan pendapat.
“Dari kegiatan kemarin, banyak sekali ilmu yang dapat diambil, seperti materi yang mengharuskan fasilitator untuk memahami dan mengimplementasikannya baik di kehidupan sehari-hari, maupun organisasi,” pungkas Fahrian Akbar, selaku salah satu peserta. *(Zalfa/Yud)