Sebelum mengetahui cara pelajar mengatur keuangan, mari kita lihat dampak positif dan negatif dari pandemi Covid-19 secara non–medis.
Dampak positifnya adalah dapat mengurangi emisi pabrik dan penggunaan transportasi sehingga udara lebih jernih, adanya kelekatan keluarga dikarenakan waktu yang berkualitas bersama keluarga, meningkatkan kreativitas ekonomi serta menjadi ramah dengan pembelajaran secara daring.
Dampak negatifnya adalah berkurangnya interaksi sosial dengan sesama karena berlakunya social distancing dan saat ini berubah menjadi physical distancing, dapat mempengaruhi kesehatan mental seseorang, berpotensi terjadinya kasus kekerasan seksual apalagi jika sebelumnya sudah pernah terjadi maka akan berpotensi terjadi kembali.
Terlena dalam Keuangan
Banyak yang memiliki ekspektasi saat ada uang di tangan atau berandai-andai dan membandingkan kondisi ekonomi pribadi dengan orang lain seperti, “Dapat uang nih, bisa checkout keranjang belanja,”, “Enak ya kalau udah ada kerjaan atau punya penghasilan sendiri, bisa beli apa aja yang diinginkan,”.
Namun, pada realitanya banyak yang keuangannya tidak terkontrol dan habis begitu saja, ketika sudah habis seringkali baru bertanya-tanya kemana saja penggunaan uang tersebut,“Kenapa tinggal segini ya, perasaan baru kemarin dapat duit udah habis aja,”, “Dipakai buat apa aja ya kemarin?”.
Dari kebingungan yang terjadi pada pengelolaan keuangan, perlu adanya tahapan untuk mengetahui apakah pengeluaran sudah sesuai dengan kebutuhan agar tidak terjadi penyesalan di belakang.
Pastikan memiliki kebiasaan keuangan yang baik, seperti membuat budget, mengendalikan hutang, dan menyisihkan untuk masa depan. Yang tidak kalah penting adalah mempunyai rencana keuangan dengan mengatur pengelolaan keuangan yang bisa membiayai mimpi-mimpimu atau melakukan investasi.
Apa yang Bisa Dilakukan Pelajar atau Fresh Graduate?
Pertama, mempunyai kebiasaan keuangan yang baik. Dengan kebiasaan ini pengeluaran keuangan bisa terkontrol untuk hal-hal yang dibutuhkan.
Kedua, memiliki rencana keuangan sederhana. Rencana ini yang akan membantu untuk mengontrol keuangan masuk dan keluar.
Ketiga, menyiapkan dana darurat. Persiapan ini bisa dilakukan sesuai dengan keadaan darurat yang biasa terjadi. Ada yang tiba-tiba harus terjadi pengeluaran selain dari apa yang direncanakan, seperti cetak atau fotokopi materi yang melebihi budget, bantuan sosial yang sebelumnya tidak ada dalam rencana keuangan.
Keempat, mempersiapkan biaya pernikahan. Kalau ini bisa dipersiapkan buat yang mau nikah atau yang ingin menabung sejak dini agar tidak terdesak saat waktunya tiba nanti.
Apa yang Harus Dihindari Pelajar atau Fresh Graduate?
Berhutang dan ikut pinjaman online, boros tanpa perhitungan, dan tidak berinvestasi.
Dengan rencana keuangan yang sudah dibuat, hal ini bisa membantu pengeluaran agar lebih bermanfaat, terkendali, dan tidak boros. Ada juga yang merasa tidak tahu dan bingung untuk apa ia menabung karena menurutnya saat ini tidak ada sesuatu yang ingin dicapai.
Keuangan yang ada saat ini juga bisa dipakai untuk mengapresiasi diri dengan membeli makanan atau minuman kesukaan, tentunya sesuai budget agar tidak jatuh ke pemborosan, ini juga bertujuan untuk menyenangkan hati.
Bisa melakukan investasi seperti investasi emas, cara ini dilakukan dengan tujuan untuk memulai investasi. Melakukan investasi ke diri sendiri dengan mengikuti webinar, membeli buku, podcast, Youtube, mengikuti kelas desain, menulis, dan lainnya. Investasi ke diri sendiri ini bisa dilakukan dengan tujuan untuk menambah ilmu.
Selama pandemi juga banyak yang mendadak jadi berkebun, pelihara binatang, dan menjadi chef. Tentunya hobi mendadak tersebut bisa dijadikan usaha atau berdagang untuk memutar uang masuk agar segala kebutuhan di masa pandemi dapat terpenuhi dan membantu pengeluaran orang tua. Selamat mencoba!
Bagi yang masih merasa belum ada tujuan menabungnya untuk apa atau berpikiran masih bisa minta uang ke orang tua tanpa susah payah menyisihkan uang jajan, tidak apa-apa, hanya saja jika asumsi tersebut berlanjut hingga pada usia dewasa, akan ada masanya diri sendiri merasa kewalahan dengan pengeluaran yang mendadak atau tiba-tiba.
Minimalisir dengan mindset bahwa sewaktu-waktu saya akan perlu pegangan tanpa minta ke orang tua jika ada pengeluaran mendadak. Visioner dengan sadar bahwa ke depan saya akan mengelola keuangan saya sendiri, sehingga melakukan pembiasaan mengatur keuangan sejak saat ini.
Butuh atau Ingin?
Agar rencana keuangan tetap terkontrol, perlu ada skala prioritas “butuh atau ingin”. Jadi bisa diketahui mana barang yang dibutuhkan bahkan terdesak, mana barang yang hanya sebatas ingin dimiliki.
Untuk tidak bersifat boros juga ada dalam Al–Qur’an, lho. Bisa dilihat pada Surat Al-Isra’ ayat 26-27, yang artinya, “Dan berikanlah haknya kepada kerabat dekat, juga kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya”.
Sehingga perlunya mengatur harta benda secara proporsional, ada rasa syukur sebagai bentuk menghindari sifat boros, serta perlunya pendidikan yang dibangun dalam keluarga.
Jadi, selain menabung untuk keperluan dunia, jangan lupa menabung atau investasi untuk akhirat, ya. Jangan lupa infak!
*) Catatan
- Penulis adalah Shira Sahira, Bidang Ipmawati PP IPM 2018-2020, Bendahara Umum PW IPM Kepri 2015-2019.
- Substansi tulisan sepenuhnya merupakan tanggungjawab penulis.