Warung kopi memang tempat yang tepat untuk berkumpul dan berbicara gagasan untuk sebuah perubahan. “Dimulai dari yang kecil untuk perubahan yang besar,” begitulah kata senior saya setiap ia mengunggah foto salah satu meja kafe.
Beberapa hari lalu, saya nongkrong di warung kopi bersama teman-teman saya. Awalnya hanya membahas hal yang receh seperti jodoh-jodohan hingga mem-bully salah seorang teman saya. Terus berlangsung hingga beberapa puluh menit.
Namun, lama kelamaan bahasan kita menjadi berat, seperti membahas hasil pilkada, membahas calon-calon muda yang memiliki gagasan serta membahas potensi anak muda di kontestasi berikutnya seperti Pileg dan Pilpres.
Cukup membuang waktu, namun dari obrolan yang ke mana-mana itu ada saja yang bisa diambil dan bisa direalisasikan menjadi sebuah gagasan lalu sedikit dikemas untuk menjadi sebuah gerakan dan membawa perubahan anak muda.
***
Dari obrolan tersebut, saya menjadi teringat IPM sudah tinggal menghitung hari menjelang muktamar, yaitu pada bulan Maret 2021, waktu tersebut diputuskan pada tanwir IPM daring beberapa waktu lalu. Walaupun keputusan tersebut masih bisa berubah. Namun tidak ada salahnya semua kader IPM meramaikan hajat rutin dua tahunan tersebut. Ya dengan berbagai acara diskusi ataupun persiapan lainnya.
Selain itu, perhelatan perkaderan paripurna pun sudah selesai secara seremonial walaupun saya yakin masih ada beberapa tugas yang harus dikerjakan untuk mendapatkan sertifikat yang menandai bahwa peserta sudah resmi menjadi “kader paripurna”.
Namun sayang, waktu muktamar yang sudah dekat serta selesainya perkaderan paripurna beberapa waktu lalu, dunia IPM malah semakin sepi. Belum ada yang bisa memviralkan kembali gerakan-gerakan IPM yang keren saat ini.
Menurut saya, waktu menunggu Muktamar IPM seharusnya dipakai untuk ajang “perang” gagasan bagi para bakal calon PP IPM khususnya mereka yang sudah menjadi kader paripurna karena IPM gerakan keilmuan, maka sah-sah saja jika kader paripurna unjuk gigi memperlihatkan gagasannya.
Ada beberapa alasan mengapa kader paripurna harus tampil ke permukaan. Pertama, Kader paripurna merupakan kader yang memiliki golden ticket untuk duduk di kursi tertinggi pimpinan IPM pada periode berikutnya. Ya kita semua tahu, bahwa bakal calon ketua umum IPM adalah mereka yang sudah menjadi kader paripurna. Karena mereka telah menyelesaikan proses perkaderan yang cukup berat dan rumit di IPM dan tidak semua orang bisa mengikutinya.
Kedua, Jika melihat keputusan tanwir IPM, maka muktamar akan diselenggarakan secara hybrid. Nah kemungkinan besar, para kader IPM yang akan menjadi peserta muktamar tidak akan bertemu dan berbincang secara langsung dengan calon yang ada.
Ini menjadi waktu yang pas bagi para bakal calon PP IPM untuk menunjukan ide dan gagasannya, serta memperlihatkan visi misi mereka sebagai kader yang memiliki golden ticket tersebut sehingga kader di tingkat bawah bisa mengenal secara detail seluruh calon dan gagasan yang dibawa.
Ketiga, jika bakal calon PP IPM terus memunculkan gagasan, maka itu menjadi salah satu bukti keseriusan untuk membawa IPM menjadi lebih baik dan menghasilkan banyak karya yang bermanfaat untuk pelajar.
Apalagi tugas PP IPM berikutnya sangat berat, PP IPM periode sekarang di bawah kepemimpinan Hafiz Syafa’aturrahman memiliki banyak prestasi dan karya nyata. Apalagi dalam jihad literasi yang dibuktikan banyak kader IPM yang terlahir sebagai penulis di periode beliau.
***
Lalu bagaimana gagasan yang ditunggu oleh kader IPM? Tentu gagasan apapun yang bisa bermanfaat bagi seluruh pelajar baik bidang ekonomi, ekologi, politik, literasi, kesehatan, dan isu-isu lainnya yang berkaitan dengan pelajar.
Gagasan bisa dituang dalam bentuk tulisan dan dikirim ke media online, tidak perlu media besar. Bahkan dengan meramaikan ipm.or.id dengan tulisan yang berisi gagasan juga sudah keren. Mau tidak mau IPM adalah gerakan keilmuan yang tidak bisa lepas dari kegiatan menulis.
Setidaknya dengan adanya tulisan para bakal calon PP IPM, akan banyak kader yang membaca gagasannya dan menyebarkan ke berbagai kerabat mereka. Apalagi gagasan yang dibawa menarik dan relevan bagi keadaan pelajar saat ini.
Selain itu, gagasan juga bisa dituangkan di media sosial dalam bentuk foto, video, infografis dan sebagainya. Karena mau tidak mau PP IPM periode berikutnya harus meneruskan prestasi PP IPM hari ini yang sudah sangat keren menjalankan program khususnya di bagian media sosial.
Ya, lebih bagus lagi sebelum jadi PP IPM sudah bisa menjadi Influencer baik di media sosial ataupun di lingkungan para bakal calon. Dan nanti ketika resmi masuk struktur PP IPM bisa berdakwah melalui digital dengan jangkauan yang luas.
Saya yakin, para kader paripurna adalah orang-orang yang sangat hebat, mempunyai wawasan yang luas, pemikiran yang visioner. Sangat sayang jika ilmu yang dimiliki tidak dibagikan kepada kader-kader di bawah khususnya saya yang masih sangat polos.
***
Nah tentu, dari tulisan receh ini saya berharap akan ada banyak gagasan muncul dan sedikit menyulut keberanian para bakal calon PP IPM untuk menunjukan gagasannya sambil menunggu waktu muktamar tiba.
Selain itu, saya juga berharap gagasan tersebut bisa dibaca dan dinikmati oleh seluruh kader IPM di Indonesia. Salam hormat semua.
*) Catatan
- Penulis adalah Fathin Robbani Sukmana, Ketua PW IPM Jawa Barat Bidang Pengkajian Ilmu Pengetahuan dan Pemerhati Kebijakan Publik. Komunikasi lebih lanjut dapat dilakukan melalui Instagram @fath_rsan
- Substansi tulisan sepenuhnya merupakan tanggungjawab penulis.