IPM.OR.ID, Bogor – Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) bersama Indonesia Institute for Social Development (IISD) tengah konsen dalam upaya mendorong Pemerintah untuk membatasi akses generasi muda terhadap rokok dan mengurangi paparan iklan rokok.
Upaya tersebut juga ditandai dengan melaksanakan rangkaian kegiatan “Workshop Taktik dan Strategi Menghadapi Intervensi Industri Rokok” yang dilaksanakan selama tiga hari pada Sabtu-Senin, 12-14 Desember 2020 di Sentul, Bogor.
Workshop yang digelar secara hybrid (tatap muka dan online) tersebut dihadiri oleh peserta dari perwakilan Angkatan Muda Muhammadiyah, yakni PP IPM, DPP Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, PP Nasyiatul Aisyiyah, PP Pemuda Muhammadiyah, dan Perwakilan PW IPM.
Ketua Umum Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Hafizh Syafa’aturrahman mengatakan, Workshop ini diharapkan dapat melahirkan ide, gagasan serta agenda aksi yang bisa
mendorong pemerintah berpihak kepada perlindungan generasi muda dari bahaya rokok dan bahaya industri rokok.
“Kami berharap Angkatan Muhammadiyah dapat membangun kesamaan persepsi tentang intervensi industri rokok dalam menghalangi kebijakan pengendalian tembakau di Indonesia,” ujar Hafizh di sela pembukaan workshop.
Selain itu, lanjut dia, hasil yang diharapkan dalam kegiatan ini yakni dapat merancang strategi dan agenda aksi bersama melawan intervensi industri rokok.
Hafizh mendorong Pemerintah agar dapat menghentikan rayuan industri rokok kepada anak muda untuk menghindari beban negara di masa depan dari penyakit kronis karena penggunaan tembakau.
“Meningkatkan pemahaman remaja tentang dampak buruk dari rokok dan paparan asap rokok merupakan satu solusi. Solusi lainnya adalah mengurai mitos merokok keren yang disebarkan oleh perusahaan rokok dengan kampanye balasan yang efektif,” tambahnya.
Dia sangat menyayangkan berbagai taktik dilakukan industri rokok demi menggaet anak muda untuk mulai merokok dan menjadi kecanduan. Hal ini dilakukan mulai dari membuat iklan yang bergaya anak muda keren, meletakkan iklan-iklan di sekitar sekolah, sampai membuat promosi harga per batang di iklan-iklannya.
Selain itu, melalui banyaknya program semacam-CSR (tanggung jawab sosial perusahaan), industri rokok melegitimasi dirinya dengan pembuat kebijakan dan publik untuk melawan perhatian negatif produknya yang mematikan.
Indonesia merupakan negara dengan jumlah perokok tertinggi ketiga di dunia, di bawah China dan India.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, prevalensi perokok di atas usia 15 tahun mencapai 33,8 persen dan penduduk usia 10-18 tahun meningkat dari 7,2 persen di tahun 2013 menjadi 9,1 persen di tahun 2018.
hasil penelitian yang dikeluarkan oleh Tobacco Control Support Center (TCSC) Indonesia pada 2018, terdapat korelasi positif antara Iklan, Promosi dan Sponsor rokok dengan status merokok seorang anak.
Publikasi yang sama menunjukkan bahwa TV, Acara Musik dan Pembagian Sampel Rokok Gratis adalah tiga kegiatan iklan, promosi dan sponsor yang paling berhubungan dengan status perokok pada anak dan remaja.
Program Manager IISD Artati Haris, menjelaskan, penyelenggaraan workshop ini menjadi penting untuk mengetahui dan menganalisa bagaimana industri rokok melakukan intervensi sehingga bisa menjadi dasar dalam menyusun strategi dan langkah ke depan.
“Segala bentuk dukungan dari IISD diberikan bagi Angkatan Muda Muhammadiyah khususnya Ikatan Pelajar Muhammadiyah dapat bersuara, mendorong mereka agar tidak menjadi dan menolak untuk menjadi target industri rokok,” kata Artati kepada MINA di sela pembukaan workshop yang digelar IPM bekerjasama dengan IISD itu pada Sabtu (12/12).
Menurutnya, potensi dan produktifitas Indonesia tengah terancam karena tingginya paparan rokok pada generasi mudanya.
Artati menjelaskan, meningkatnya jumlah perokok anak dipengaruhi masifnya iklan, promosi, dan sponsor rokok, serta harga rokok yang masih sangat terjangkau bagi kantong anak-anak.
“Untuk itu, penting sekali para aktivis untuk meningkatkan upaya atau gerakan dalam membangun kesadaran anak-anak dan remaja untuk tidak mendekati produk adiksi ini,” ujarnya.
Ikatan Pelajar Muhammadiyah adalah organisasi otonom Muhammadiyah yang menjadi wadah bagi pelajar untuk melakukan pendampingan dan pemberdayaan.
Sebagai organisasi pelajar, tentu banyak membawa suara kepentingan pelajar. Dakwah amar ma’ruf nahi munkar tetap menjadi gerakan utama menjadi penerus gerakan Muhammadiyah. (L/R1/P1)
Sumber: https://minanews.net/iisd-ipm-bahas-strategi-perlindungan-generasi-muda-dari-jeratan-rokok/