Haedar Nashir: Kalau Masih Konservatif, IPM Bubar Saja!

Haedar Nashir: Kalau Masih Konservatif, IPM Bubar Saja!

OpiniPKTMU
1K views
Tidak ada komentar
haedar

Haedar Nashir: Kalau Masih Konservatif, IPM Bubar Saja!

OpiniPKTMU
1K views
haedar
haedar

Pernyataan dalam judul di atas bukan klikbait. Pernyataan ini dilontarkan Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir di Pembukaan Pelatihan Kader Paripurna Taruna Melati Utama 2020 secara daring, 20 November 2020 lalu. Kalau menurut Arif Jamali Muis, pemateri Muhammadiyah Abad Kedua, pernyataan Ketua Umum PP Muhammadiyah ini merupakan simbol kegemasan terhadap fenomena IPM saat ini. Memangnya seperti apa, sih?

IPM dan Pemahaman Keislaman

Menurut Ketua Umum PP IPM Hafizh Syafaaturrahman, IPM saat ini berhadapan dengan berbagai pemahaman keislaman anak muda di luar Muhammadiyah. Antara lain, pertama, Islam jihadi, yaitu pemahaman Islam yang berorientasi pada teologi maut dan bertujuan membasmi musuh-musuh Islam. Kedua, Islam tahriri, yaitu pemahaman Islam yang mengharuskan adanya pendirian khilafah. Ketiga, Islam salafi, yaitu pemahaman Islam yang menganggap manusia sangat berdosa dan memahami ajaran Islam secara tekstual saja. Keempat, Islam tarbawi, yaitu pemahaman Islam transnasional yang berafiliasi dengan Ikhwanul Muslimin dan eksklusif dari kelompok dan agama lain.

Keadaan ini yang disampaikan Ketua Umum PP IPM ini diamini oleh Haedar. Namun, Guru Besar di bidang sosiologi ini menjelaskan lebih lanjut. Bahwa sebenarnya Muhammadiyah dan IPM memiliki titik temu dengan beragam kelompok Islam. Namun, banyak juga yang berbeda, terutama dalam aspek ijtihadi.

Contoh menarik yang diberikan Haedar adalah tentang cadar. Bagi Muhammadiyah lewat putusan tarjih, cadar nggak dicontohkan dalam Al-Quran maupun Sunnah. Jadi, prinsip berpakaian bagi Muhammadiyah bukan yang makin tertutup makin baik, namun yang sesuai dengan prinsip tarjih berdasarkan Al-Quran dan Sunnah. Kalau ada orang-orang dari paham lain yang menggunakan cadar, tentu perlu kita maklumi. Namun, jika ada kader Muhammadiyah kita harus memberikan pemahaman. 

Contoh selanjutnya adalah jihad. Bagi pemegang pemahaman Islam jihadi, jihad fi sabilillah adalah berperang melawan orang-orang kafir dengan argumentasi bahwa dahulu peperangan dilakukan oleh Nabi Muhammad saw. melawan musuh-musuh Islam. Padahal, jika ditinjau lebih dalam, peperangan hanya mencakup 10% dari dakwah Nabi Muhammad SAW. Dengan kata lain, sangat banyak nilai-nilai Islam dan peradaban yang lebih perlu diperhatikan dan dikembangkan saat ini dibanding hanya mengusung isu perang.

Jihad dan Amar Ma’ruf Nahi Munkar ala Muhammadiyah

Kader IPM sebagai bagian dari Muhammadiyah perlu menyadari bahwa makna jihad sebenarnya “berusaha dengan sungguh-sungguh”. Maka, dalam kegiatan akademik maupun perjuangan di IPM konsep jihad yang diterapkan adalah berjuang dengan sebaik-baiknya dengan segala hal yang dimiliki. Hal ini nggak lain juga merupakan bagian dari menerapkan amar ma’ruf dan nahi munkar.

Selanjutnya, amar ma’ruf dan nahi munkar Muhammadiyah juga nggak bisa dimaknai secara literal saja, nggak sampai ke taraf kontekstual. Amar ma’ruf dan nahi munkar ala Muhammadiyah adalah bagian dari dakwah. Maka, perlu dilakukan sesuai prinsip-prinsip dakwah, seperti bukan marah tapi ramah, juga bukan memukul tapi merangkul. Karena sejatinya dakwah itu adalah upaya untuk memanggil dan mengajak ke siapa saja tanpa pilih-pilih. 

Maka, amar ma’ruf nahi munkar sebagai panggilan dan ajakan semestinya dilakukan dengan cara-cara yang baik, agar dapat diterima dengan baik oleh tujuan dari mad’u/tujuan dakwah kita. Bukan dengan cara-cara kalangan Islam populis yang memaksakan kehendak dan menerabas beragam aturan atas nama amar ma’ruf nahi munkar.

Contoh dan cerita dari Ketum PP Muhammadiyah di atas nggak lain merupakan motivasi bagi kader-kader Muhammadiyah terkhusus IPM agar berpikiran maju, mengusung Islam yang berkemajuan dan mencerahkan. Lalu, apa yang harus dilakukan agar kader-kader bisa berpikiran maju dan nggak konservatif?

Kader IPM Harus Maju

Haedar melanjutkan bahwa dalam memandang sesuatu kader-kader IPM harus menggunakan sudut pandang bayani (teks Al-Quran dan Hadis), burhani (akal pikiran, ilmu pengetahuan, dan konteks ketika alquran dan sunah nabi dipahami dan diamalkan), dan ‘irfani (pendekatan ruhani) dalam pemahaman Islam. Ketiganya perlu diterapkan agar pandangan Islam kita menjadi kaffah. Patut diingat, Islam yang kaffah nggak hanya baik akidah, ibadah, dan akhlaknya, melainkan juga berkontribusi membentuk peradaban yang utama.

Menjadi kader Muhammadiyah yang maju, tambah Haedar, harus dimulai dengan memperluas pengetahuan kita. Mulai dari membaca sebanyak-banyaknya, membaca semua ilmu dan buku dari kalangan konservatif, liberal, bahkan ateis. Ilmu-ilmu ini perlu kita baca agar tahu cara berpikir orang lain, lalu membuang yang buruk serta mengadopsi yang baik bagi Muhammadiyah.

Ketua Umum PP Muhammadiyah yang dulunya juga aktif di IPM hingga tingkat pusat ini berharap kader Muhammadiyah nggak konservatif lagi seperti masa lampau. Kader-kader yang konservatif, kolot, jumud, dan miopik harus menjadi fi’il madhi (kata kerja lampau). Sementara sekarang dan masa depan kader Muhammadiyah harus berpikiran modern, reformis (membawa perubahan baik), dan tajdid (terbuka dan selalu mengusahakan pembaharuan).

Artikel ini merupakan catatan dari Pembukaan Pelatihan Kader Paripurna Taruna Melati Utama IPM Tahun 2020.

*) Catatan

  • Penulis adalah Nabhan Mudrik Alyaum, Peserta Taruna Melati Utama 2020, Ketua Bidang PIP PW IPM DIY 2018-2020 sekaligus CEO Milenialis.id. Korespondensi lebih lanjut dapat dilakukan melalui media sosial Twitter dan Instagram @nabanmudrik
  • Substansi tulisan sepenuhnya merupakan tanggungjawab penulis.

 

#Gerakan15ribu Karya Nyata IPM, Budayakan Spirit Al – Ma’un
Bantu Generasi Berprestasi, IPM Singgang Lahirkan Sejuta Inspirasi
Mungkin anda suka:
Advertisement

[adinserter name=”Block 2″]

Suka artikel ini? Yuk bagikan kepada temanmu!

Terpopuler :

Baca Juga:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Fill out this field
Fill out this field
Mohon masukan alamat email yang sah.