57 Tahun IPM: Karya Nyata untuk Pelajar Indonesia

57 Tahun IPM: Karya Nyata untuk Pelajar Indonesia

Opini
1K views
Tidak ada komentar

[adinserter block=”1″]

57 Tahun IPM: Karya Nyata untuk Pelajar Indonesia

Opini
1K views

Semua orang yang pernah singgah di muka bumi pasti mempunyai cerita masa lalu. Entah itu menyenangkan, menyedihkan, maupun seabrek perasaan lainnya. Pasti dirasakan oleh setiap makhluk berdasi (manusia). Demikian pula, saya. Orang bilang, bahwa masa lalu merupakan sejarah. Saya pun mengiyakan itu. Sejarah masa lalu akan indah apabila bisa ditorehkan di atas lembaran kertas atau di dalam laptop. Sehingga akan abadi walau diri ini sudah tiada lagi.

Bagi saya, serangkaian tingkatan pilihan hidup akhirnya membawa ke saat akan selalu menghargai waktu, tindakan yang menggugah diri dan menempatkan dalam konteks yang lebih besar dari perjalanan manusia dan masa depan dunia. Dan saya memilih IPM, yang membuat saya melangkah keluar dari zona kenyamanan berkali-kali. Itu, tentu saja adalah tempat paling banyak belajar tentang berbagai aspek kehidupan, ketika kita berdiri di garis antara keberanian dan rasa takut, mengambil risiko pribadi terhadap apa yang kita yakini benar. Orang-orang yang berbicara, atau berdiri, yang mengajukan diri atau mengambil beberapa langkah kecil atau lompatan raksasa demi masa depan yang lebih baik. Jadi sering langkah-langkah dan lompatan membawa kita melampaui apa yang kita pikir bisa kita lakukan, baik karena kita terinspirasi, atau merasa satu dengan orang lain. Apapun yang pernah  kita lakukan, dan itu membuat perubahan dalam salah satu momen, maka kita memulai reaksi berantai dari keberanian yang menular.

Serangkaian transformasi pada tubuh Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) menjadi petunjuk tentang dinamika gerakan ini untuk terus hidup, tidak saja yang terlihat pada diskursus formal yang sifatnya internal organisasi, melainkan juga sikap IPM dalam merespon realitas. Satu hal yang seringkali terlupakan adalah peran IPM dalam sejarah pembentukan identitas pelajar Muslim di Indonesia.

Cita-cita yang ingin dibangun oleh Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) adalah “Terbentuknya pelajar muslim yang berakhlak mulia dan berilmu dalam rangka menegakkan dan menjunjung tinggi nilai-nilai ajaran Islam sehingga terwujud masyarakat islam yang sebenar-benarnya”. Sesuatu yang ingin menampakkan sosok ideal sebagai sebuah gerakan pembaharuan serta gerakan pembebasan, sebagaimana Muhammadiyah, namun dalam tataran segmen atau ruang lingkup pelajar. Pembaharuan dan pembebasan yang dimaksud adalah sebuah gerakan yang selalu melakukan upaya-upaya perbaikan dalam segala sisi kehidupan masyarakat khususnya masyarakat pelajar.

Sebagai bagian dari kelompok sipil yang memiliki peran penting, terutama dalam memfasilitasi aspirasi dan kebutuhan kelompok muda, IPM telah melakukan banyak kontribusi besar dalam mengadvokasi kepentingan pelajar. Baik dalam mengembangkan paradigma pendidikan yang tercermin lewat upaya serius merumuskan Sistem Perkaderan IPM (SPI); mendorong kebijakan yang ramah terhadap perkembangan kualitas pelajar dengan menolak standardisasi Ujian Nasional (UN) sebagai patokan kelulusan; memastikan hak-hak pelajar tidak dilangkahi oleh penyedia jasa pendidikan; sistematisasi gerakan dan spirit ‘Iqro (literasi) dalam setiap kegiatan dan aktivitas IPM; hingga menempatkan posisi pelajar sebagai stakeholder langsung negara. Kontribusi-kontribusi yang bukan perkara mudah untuk dilakukan. Organisasi pelajar di Indonesia pada umumnya harus berjibaku demikian keras dan konsisten untuk mencapai hasil yang demikian gemilang. Lebih daripada itu, IPM membutuhkan lagi terobosan yang menjawab kebutuhan mendasar pelajar pada khususnya, dan masyarakat Indonesia secara umum.

Sebagaimana perubahan adalah keniscayaan, laju regenerasi kepemimpinan terus bergulir mengikuti arus waktu yang tak bisa dielakkan. Proses kaderisasi merupakan upaya preventif atas tuntutan regenerasi dan upaya melangsungkan agenda dalam rangka mencapai tujuan untuk mewujudkan masyarakat islam yang sebenar-benarnya dalam jangka panjang. Dalam setiap tahap dan periode keberadaan kader sangat diperlukan sebagai pelopor, pelangsung dan penyempurna cita – cita besar organisasi. Disamping itu, keberadaan kader mapan yang mempunyai kualifikasi dan kompetensi tinggi secara berkesinambungan, akan menjadi salah satu parameter keberhasilan IPM dalam penataan kader dan pengembangan organisasi secara akseleratif, sesuai dengan dinamika dan tuntutan zaman. Karena keberlanjutan sebuah gerakan akan sangat dipengaruhi oleh ide, gagasan, pemikiran, serta paradigma yang terus dikaji, didiskusikan, ditafsirkan serta dikontekstualisasikan oleh para kadernya.

Selamat milad IPM ke 57. Terima kasih sudah memberikan banyak makna dalam mengarungi kehidupan di bumi Allah SWT ini. Teruslah Berjaya dan berkarya nyata untuk seluruh pelajar di Indonesia!

 

*) Catatan

  • Penulis adalah Velandani Prakoso, Ketua Umum PP IPM Periode 2016-2018.
Generasi Z, Why Not?
Sambut Siswa Baru, Fortasi IPM Kota Tegal Dibuka dengan Apel Akbar dan Pawai Ta’aruf
Mungkin anda suka:
Advertisement

[adinserter name=”Block 2″]

Suka artikel ini? Yuk bagikan kepada temanmu!

Terpopuler :

Baca Juga:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Fill out this field
Fill out this field
Mohon masukan alamat email yang sah.