IPM berdasarkan Tanfidz Muktamar XX menegaskan diri untuk berjihad literasi. Salah satu tolak ukur literasi adalah kepenulisan. Karenanya, sangat perlu menumbuhkan kader-kader penulis keren dalam tubuh IPM. Meski literasi sudah jadi agenda aksi, namun intelektualisme dan budaya literasi, khususnya menulis, di IPM belum benar-benar terasa. Meski begitu, tentu nggak sulit untuk menemukan 10 kader IPM yang jago menulis.
Pastinya penilaian ini subjektif, tapi juga didasarkan dari pantauan yang cukup intens setahun belakangan. Jadi, berikut 10 kader IPM yang jago menulis:
Aliran Serius
Meskipun masuk dalam aliran serius, bukan berarti tulisan dari para penulis dalam golongan ini mutlak berat buat dibaca. Banyak dari tulisan mereka dibuat dengan pilihan kata-kata mereka nggak berat kok, justru bisa menjadi gerbang buat kita memahami sesuatu lebih baik lagi.
1. Fathin Robbani Sukmana
Penulis yang satu ini nggak perlu diragukan lagi. Fathin yang aktif di PW IPM Jawa Barat sudah malang-melintang dalam kepenulisan online. Bahkan, dirinya juga langganan menulis di media nasional macam kumparan.com dan detik.com. Genrenya sendiri mencakup permasalahan politik, pendidikan, sampai gender.
2. Ananul Nahari Hayunah
Bagian dari PD IPM Jakarta Selatan dan LaPSI PP IPM yang besar di Lampung ini merupakan mahasiswa UIN Jakarta. Dirinya terbiasa menulis tema-tema terkait keadilan gender, dengan tulisan-tulisan yang bisa menyadarkan kita untuk lebih peduli pada isu gender. Baru-baru ini, Ananul juga terlibat dalam perintisan website tanwir.id.
3. Fery Martasonar
Berbeda dengan penulis-penulis lain dari daftar ini, tulisan Fery jarang terlihat di internet. Wajar saja, karena dirinya banyak menyelami kepenulisan yang berbentuk karya tulis ilmiah. Sepak terjang dalam dunia karya tulis ilmiah bahkan membuat Kabid PIP PW IPM Jawa Timur sekaligus eks-Ketum PD IPM Bangkalan ini mendapatkan prestasi dalam kompetisi tingkat internasional (ISIF 2019 di Bali dan InIIC 2019 di Selangor, Malaysia).
4. Nashir Effendi
PW IPM Jawa Timur memang nggak pernah kehabisan penulis hebat. Nashir Effendi punya kemampuan menulis yang ciamik. Dirinya merupakan bagian dari LaPSI PP IPM dan tulisan-tulisannya banyak membedah isu sosial dan isu-isu ke-IPMan. Nashir pun juga menjadi bagian dari pengelola website kalimahsawa.id dan tulisannya dapat ditemui di beberapa media seperti Geotimes, pucukmera.id, ibtimes.id, maupun ipm.or.id.
5. Yusuf Yanuri
Yusuf adalah bukti bahwa kader IPM nggak mesti gabung di bidang atau lembaga tertentu untuk mendalami literasi. Dirinya merupakan Ketua Bidang Pengembangan Kreativitas dan Kewirausahaan PW IPM Jawa Tengah. Meski begitu, sepak terjangnya dan kualitas kepenulisannya nggak diragukan lagi. Selain menjadi penulis, Yusuf pun menjadi bagian di balik aktivitas website kalimahsawa.id, ibtimes.id, dan lazismu.org.
Aliran Populer
Aliran selanjutnya berbeda dengan aliran serius yang agak berat dan cenderung akademis. Penulis-penulis dalam aliran populer lebih banyak menulis artikel-artikel yang cenderung lebih ringan tentang topik-topik yang dekat dengan anak muda.
6. Ghifar Hawary
Kader IPM yang tergabung di PW IPM Jawa Barat ini belum lama ikut mempublikasikan tulisannya. Meski begitu, semangatnya yang tinggi membuat daftar tulisannya segera membanjiri bermacam website. Kini, sepak terjang Ghifar pun nggak diragukan lagi. Daftar tulisannya tersebar di banyak sekali website. Mulai dari rahma.id, ibtimes.id, sampai milenialis.id. Tulisannya yang renyah juga enak dibaca dan bisa banget jadi sumber inspirasi.
7. Nadhifah Azhar
Penulis yang satu ini menjadi salah satu personalia yang ikut menulis dalam buku Penjaga Nafas Keilmuan yang belum lama ini terbit dalam rangka Milad 59 IPM. Meski begitu, sepak terjang Nadhifah sudah sangat panjang di dunia kepenulisan, terutama dalam tema gender. Dirinya pernah menjadi bagian dari platform literasi perempuan girlisme dan kini tergabung dalam milenialis.id. Di IPM, Nadhifah tergabung di Bidang PIP PW IPM DI Yogyakarta dan LaPSI PP IPM.
8. Ririn Desriani
Ririn merupakan anak muda dari Pagaralam, Sumatera Selatan yang kuliah di bidang kesehatan. Sementara itu bidang tempatnya bergerak di PD IPM Kota Yogyakarta adalah Bidang Organisasi. Tapi, dalam dunia kepenulisan, Ririn sangat peduli dengan isu-isu sosial. Selain itu, ia juga sesekali menulis artikel-artikel populer tentang musik, namun bisa menjadi artikel bermutu yang relate dengan banyak orang.
9. Rahmat Rusma Pratama
Kader penulis yang satu ini kuliah di Universitas Muhammadiyah Surakarta dan tinggal di Pondok Shabran yang melegenda. Tapi, dirinya berasal dari Sulawesi Barat dan hingga saat ini menjadi bagian dari PW IPM Sulawesi Barat. Rahmat yang merupakan mahasiswa Fakultas Agama Islam biasa menulis tentang keislaman dan tokoh-tokoh Islam Indonesia. Namun, sesekali dirinya menulis tentang dunia mahasiswa. Tulisan-tulisannya dapat disimak di beberapa website seperti ibtimes.id, santricendekia.com, dan milenialis.id.
10. Hanif Indhie Pratama
Dari seluruh daftar dalam artikel singkat ini, Hanif-lah yang paling muda. Sepak terjangnya di IPM tidak diragukan lagi ia merupakan bagian dari PD IPM Kota Yogyakarta serta Lembaga Media, Komunikasi, dan Teknologi Informasi PP IPM. Dirinya merupakan mahasiswa baru Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Hanif yang mulai memberanikan diri untuk menulis sejak kelas 9 SMP ini banyak membahas tulisan-tulisan ringan tentang kelakuan anak muda, terutama yang biasa viral di media sosial. Nggak jarang, tulisan Hanif bermuatan jenaka yang bisa membuat kita senyum-senyum sendiri saat membacanya.
Meskipun mereka bisa dibilang penulis papan atasnya IPM dan cocok jadi pemateri kelas kepenulisan, bukan berarti tulisan mereka tak bercela, ya. Mungkin saja masih ada kekurangan di sana-sini. Tapi, satu hal yang pasti, semakin banyak mereka menulis maka akan semakin meningkat kemampuan kepenulisan mereka. Para penulis ini pun bisa menginspirasi dan terus menjaga nama IPM sebagai gerakan ilmu melalui jari-jari mereka.
Oh iya, daftar penulis ini sengaja dipilih dari kader-kader IPM yang masih aktif dan muda-muda. Alumni maupun kader-kader senior IPM tentu cukup banyak yang menjadi penulis keren. Tetapi, poin penting dari opini ini adalah bagaimana caranya IPM melalui aksi-aksi kita bisa menghasilkan lebih banyak lagi kader penulis-penulis hebat.
Agar menambah panjang daftar penulis hebat dari IPM dan makin menguatkan literasi dalam tubuh IPM. Syukur-syukur bisa menginspirasi dalam pergaulan anak muda tingkat nasional. Semangat berjihad literasi!
*) Catatan
- Penulis adalah Nabhan Mudrik Alyaum, Ketua PW IPM DI Yogyakarta Bidang Pengkajian Ilmu Pengetahuan dan CEO Milenialis.id. Korespondensi lebih lanjut dapat dilakukan melalui media sosial Twitter dan Instagram @nabanmudrik
- Substansi tulisan sepenuhnya merupakan tanggungjawab penulis.
4 Komentar. Leave new
Pengen deh, jadi salah satu dari mereka 😊💙
yuk, semangat nulis! pasti bisa!:)
Aaaa tidakk ada namakuu:D
Maa Syaa Allaah, hebat². Sy pernah jd anggota IPM 1984an. Ikut diklat di SMP Muhammadiyah IV jln RI Winata Andir Bandun. Boleh gabung meski udh setengah abad? Sehat² semua dan selalu ada dlm lindungan الله . امين