IPM.OR.ID, Surabaya – Jika Yogyakarta dikenal sebagai ideologisnya, Jakarta dikenal sebagai politisnya, maka Surabaya dikenal sebagai pusat pergerakan pelajar. Perumpamaan tersebut disampaikan oleh Muflih Ramadhani, Nakhoda terpilih Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PD IPM) Kota Surabaya periode 2017-2019 seusai dilantik di gedung Graha Sawunggaling, Sabtu (7/10).
Mengusung tema ‘Meneguhkan IPM Surabaya Sebagai Pusat Pergerakan Pelajar’ merupakan cerminan sebuah pencanangan program baru dari PD IPM Kota Surabaya. Muflih menegaskan PD IPM Kota Surabaya periode ini kampanyekan gerakan pelajar bergerak yang dimana sebelumnya adalah pelajar organik.
“Pelajar bergerak dilatarbelakangi oleh sebuah esensi dari seorang kader, yaitu kader adalah penggerak. Kader menjadi penggerak di organisasi maupun dalam masyarakat,” tegasnya.
Ketua Umum PD IPM Surabaya periode lalu, Ipmawan Afan Kurniawan, menegaskan bahwa PD IPM surabaya harus selamanya tetap menjaga identitasnya sebagai pusat pergerakan pelajar.
“Dua komunitas yang telah lahir sebagai representasi dari program yang telah dicanangkan PD IPM Surabaya, Pelajar Tanpa Pacaran (PTP) dan Pelajar Mengajar, telah diakui sebagai bukti nyata dari komitmen PD IPM Surabaya.” tuturnya disaat sambutan.
Senada dengan itu, Ketua Umum Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah Jawa Timur (PW IPM), Syahrul Ramadhan, menambahkan sebagai pusat pelajar, IPM tidak boleh lupa dengan tradisi membangun masyarakat yang berilmu.
“Pergerakan tanpa ilmu adalah kosong, sebab menggerakkan massa pada dasarnya adalah dengan ilmu pengetahuan,” tambahnya.
Pada waktu yang sama Bapak Arif’an, sekretaris PDM Kota Surabaya berpesan untuk menjadi generasi wal-asri. “Generasi yang menggunakan waktu dengan sebaik – baiknya, menggerekkan dengan penuh kesabaran, dan harus memiliki upaya yang kuat” Tutupnya. *(azmi/anf)