IPM OR.ID – Baru-baru ini komentar Thomas Djamaluddin (TD) dan Andri Pangerang Hasanuddin (APH) selaku peneliti di Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menjadi sorotan publik. Pasalnya, terdapat ancaman pembunuhan dan tuduhan provokatif atas dasar anggapan keliru kedua peneliti tersebut. Dalam hal ketidaksesuaian Muhammadiyah dalam menjalankan Idulfitri dengan keputusan pemerintah di sosial media.
Menanggapi hal itu, Nashir Efendi Ketua Umum Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah menilai sikap APH selaku peneliti merugikan masyarakat dan mengotori integritas peneliti.
“Sikap intoleran TD dan APH mendegradasi integritas, harkat, dan martabat peneliti. Mestinya kaya solusi dan inovasi, bukan pemikiran dangkal dan tendensius karena lebih dipengaruhi hawa nafsu, sikap permusuhan, dan kebencian. Tidak sepatutnya peneliti yang bersikap demikian dipertahankan di BRIN,” jelas Nashir.
Kemudian, menurut Hanifa Syavina Bendahara Umum PP IPM mengatakan BRIN sebagai lembaga dengan martabat keilmuan yang tinggi. Namun, kini tercemar oleh sikap penelitinya yang seolah tinggi ilmu tetapi nyatanya rendah dalam hal adab dan moral.
“Insan keilmuan idealnya memberikan wawasan pengetahuan yang mengkristal kokoh dan jernih bagi masyarakat. Namun, ternyata justru membuat keruh kehidupan berbangsa kita. Kami menghendaki agar pihak berwajib dapat segera menindak TD dan APH yang secara sadar bersikap provokatif, intoleran, serta tindakan pengancaman. Hal ini dapat merusak kerukunan umat beragama khususnya umat Islam,” ungkapnya.
Oleh karena itu, sehubungan dengan komentar dan tuduhan provokatif serta ancaman pembunuhan yang dilakukan oleh AP Hasanuddin. Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PP IPM) melayangkan empat butir pernyataan sikap, antara lain:
- PP IPM sangat menyayangkan pernyataan dari Saudara Andi Pangerang Hasanuddin (peneliti BRIN) tersebut yang sama sekali tidak mencerminkan wajah intelektual seorang peneliti dan telah membuat suasana Idulfitri ini menjadi gaduh serta menimbulkan intrik. Sudah seharusnya yang bersangkutan mengedepankan nilai-nilai toleransi serta kebangsaaan yang arif dan bijaksana.
- PP IPM menyarankan Kepala BRIN untuk melakukan tindakan tegas terhadap pernyataan salah seorang penelitinya. Karena dengan ini nama baik BRIN sebagai lembaga negara ikut dirugikan. BRIN dalam konteks lembaga negara yang turut mendorong adanya persatuan dan toleransi justru tidak boleh menjadi pemicu adanya intrik semacam ini lagi. Tugas BRIN ialah berfokus pada inovasi dan riset yang hasilnya dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan kebijakan pemerintah.
- PP IPM meminta aparat kepolisian agar segera melakukan penindakan terhadap peneliti BRIN tersebut karena yang bersangkutan telah menyatakan ancaman pembunuhan kepada warga Muhammadiyah.
- PP IPM menghimbau kader IPM dan warga Muhammadiyah secara khusus untuk tetap merayakan suasana Idulfitri ini dengan penuh sukacita dan tidak ikut emosional apalagi mengeluarkan pernyataan yang berpotensi memperkeruh keadaan.
Melalui empat pernyataan sikap PP IPM yang terumus pada Selasa (25/4/2023), PP IPM bermaksud turut menjaga kondusifitas dan memperjuangkan aspirasinya sesuai dengan aturan yang berlaku. Di samping itu, PP IPM juga turut mengimbau agar senantiasa mengedepankan sikap saling menghormati dan kedewasaan dalam menyikapi keberpedaan
Selanjutnya, Hilal Fathurrahman (Sekretaris Jenderal PP IPM) juga menantikan sikap tegas dari pihak BRIN. “Ujaran kebencian AP Hasanuddin mengeruhkan dan mengotori suasana lebaran yang harusnya jadi momen suci. Karena itu kami menantikan sikap tegas Kepala BRIN untuk mencukupkan tugas yang bersangkutan,” imbuh Hilal. (*Ian/Vyr)