IPM.OR.ID, YOGYAKARTA – Proses pemilihan menggunakan e-voting dilakukan dalam memilih ketua Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Madrasah Muallimaat Muhammadiyah Yogyakarta, Kamis (28/9).
Kegiatan itu turut dihadiri KPU Kota Yogyakarta. Seperti dikatakan Sri Surani selaku Divisi Sosialisasi Komisioner KPU Kota Yogyakarta, e-voting yang dilakukan IPM Ranting Mu’allimaat Yogyakarta ini merupakan bentuk kemajuan teknologi, yang seharusnya juga diterapkan dalam Pemilu sesungguhnya.
Sebetulnya, e-voting ini adalah satu hal yang harus didukung semua pihak. “Oleh karena manfaatnya banyak,” tandas Rani, yang menambahkan hal ini adalah bentuk kemajuan teknologi yang seharusnya diterapkan dalam proses pemilihan yang sesungguhnya.
Ketika memberikan sosialisasi di Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta, Rani mengatakan KPU Kota Yogyakarta berhasil meningkatkan tingkat partisipasi publik dalam Pilkada Februari 2017 lalu.
Menurut Rani, tingkat partisipasi publik mencapai 78 persen dari yang ditargetkan sebesar 67,5 persen. Dan ke depan, KPU Kota Yogyakarta akan meningkatkan kinerja serta mendorong lebih banyak kelompok masyarakat untuk lebih aktif berpartisipasi.
Meski pihak Mu’allimaat Yogyakarta sudah berencana menerapkan full sistem e-voting pada pemilihan IPM tahun ini, namun proses pemilihan melalui e-voting hanya berlangsung sebentar akibat mati listrik. Alhasil, pemilihan menggunakan metode e-voting diubah menjadi manual pas di pertengahan jalan.
Sekitar 1.088 siswi dalam satu hari penuh memasukkan nama calon ketua PR IPM yang ditulis tangan ke kotak suara serta mencelupkan jari mereka ke tinta. Persis seperti dilakukan dalam Pemilu pada umumnya. Setelah proses pemasukkan nama, KPU Kota Yogyakarta lantas menyampaikan sosialisasi.
Pada kesempatan itu, Rani berharap agar proses ini tidak berhenti pada pemahaman hak pilih saja. “Melainkan juga menyentuh pada pemahaman tanggung jawab pengguna hak pilih,” tandas Rani, yang juga sampaikan sosialisasi dan informasi terbaru Pemilu 2019 kepada ribuan santri ini.
Menurut Rani, apa yang disampaikannya itu juga merupakan bagian dari penjelasan tanggung jawab hak pilih. “Dan upaya kami untuk melestarikan budaya demokrasi dengan cara Pemilu,” jelas Rani lagi.
Sementara itu, sebagaimana dijelaskan Unik Rasyidah, Wakil Direktur Urusan Kesiswaan, sebenarnya sistem e-voting ini sudah digunakan pada pemilihan sebelumnya. Selain itu, pihak madrasah juga sudah pernah menggunakan sistem pemilihan manual atau bilik. Dan untuk e-voting ini adalah kali ke dua dilaksanakan.
Berkaitan pada kegiatan pemilihan pengurus ranting IPM ini, Unik menjelaskan bahwa sebelumnya para calon ketua sudah menyampaikan orasi mereka terkait program, visi dan misi mereka. “Tujuannya adalah agar setiap siswa dapat mengetahui visi dan program para calon sebelum memilih,” papar Unik.
Selain itu, calon ketua juga melakukan orasi di lapangan sekolah, yang sudah dilaksanakan satu bulan yang lalu untuk menyampaikan visi misi mereka. “Dari situlah para siswi dapat memilih ketua berdasarkan visi dan program mereka,” terang Unik Rasyidah.
Baik Rani dan Unik berharap agar para siswi atau santriwati dapat menjadi pemilih cerdas. “Tanpa memandang muka calon ketua,” jelas Rani lagi, yang juga diamini Unik Rasyidah.
Pada kesempatan itu, terlihat puluhan siswi tampak antusias pada pemilihan. Dan untuk tahun ini, terlepas metode pemilihan berubah ke manual, salah satu siswi, Zakia Ilma sudah mengetahui betul setiap calon ketua IPM.
Zakia Ilma pun berharap, siapa pun yang terpilih dapat membawa program yang lebih baik untuk Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta dan masyarakat sekitar madrasah. *(ASA)