IPM.OR.ID., BOGOR – Future Green Leaders Camp 2023 yang dilaksanakan pada Rabu-Ahad (24-28/05/2023) oleh Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PP IPM) di Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI), Bogor, Jawa Barat berjalan dengan menyenangkan. Pada sesi materi pelajar dan politik, Khalisa Khalid selaku pemateri dari Greenpeace memberikan beberapa pesan kepada peserta FGL Camp 2023.
Khalisa menjelaskan bahwa masa-masa dulu banyak negara penyelenggaraan pemerintahannya itu teokrasi dan sampai saat ini masih ada yang menganut sistem kerajaan. Pada fase-fase itu hak perempuan dibatasi. Perempuan boleh memilih tapi tidak boleh dipilih dan pembatasaan lainnya.
“Setelah perjalanan panjang perempuan mendapat tempat atau memiliki hak yang sama dan mengapa saya meletakkan politik itu bagian dari HAM. Maka kenapa kita harus merawat apa yang sudah dimulai oleh pendahulu untuk merawat dan memperjuangkan hak-hak perempuan,” jelas pemateri dari Greenpeace tersebut.
Khalisa juga menjelaskan bahwa rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi justru berada pada situasi paling rendah ketika sistem politik pemerintahannya berjalan. Namun, ketika pelimu justru rakyat dicari.
“Kita tahu bahwa ketika kita berbicara lingkungan hidup itu tidak lepas dari dimensi ekomoni dan politik. Sebenarnya kita dalam posisi agak rumit deokrasi kita dibajak oligarki sudah 25 tahun reformasi ada banyak agenda reformasi yg sebenarnya diperjaungkan berdarah-darah tapi justru reformasinya di korupsi,” ujarnya.
Khalisa mengajak kaum muda untuk memperkuat kesadaran kritis terhadap situasi politik. Sejarah telah membuktikan bahwa anak-anak muda punya pengaruh yang signifikan.
“Saya mengajak teman teman untuk melek politik. Kenapa? karena selama ini kita dibuat atau dijauhkan politik. Ketika kita tidak peduli terhadap politik, maka mereka akan senang,” ajak Khalisa.
Khalisa juga mengajak untuk membangun terus kesadaran politik, membangun kekuatan politik anak muda dan bagaimana kita merumuskan cita-cita politik anak muda untuk Indonesia yang lebih baik.
Di akhir materi, Khalisa berharap setelah kegiatan ini teman-teman IPM bisa menjadi bagian dari kekuatan kolektif anak muda untuk mengembalikan semangat demokrasi dan mengembalikan nilai-nilai demokrasi.
“Jadi harapannya punya kesadaran politik dulu. Gimana kita mau jaga demokrasi kalau tidak punya kesadaran politik?. Momentum politik 2024 ini kita gunakan untuk mendorong politik hijau, hak asasi manusia untuk menjadi berdebatan politik untuk mengcounter politik identitas,” tegasnya. *(Mahda)