IPM.OR.ID. – Kembali mengarumkan nama bangsa, Aeshnina Azzahra Aqilani yang akrab dipanggil Nina Kader dari SMA Muhammadiyah 10 Kabupaten Gresik menghadiri The Fourth Session of The Intergovernmental Negotiating Committee (INC-4) pada (23-29/4/2024) di Shaw Center, Ottawa, Kanada.
Acara ini bertujuan untuk mengembangkan instrumen internasional yang mengikat secara hukum tentang polusi plastik, termasuk di lingkungan laut.
Niat Nina mengikuti acara ini adalah untuk menghentikan pembuangan sampah ke laut Indonesia. Dalam postingan Instagram pribadinya, Nina menyatakan bahwa negara-negara Uni Europa adalah pengirim sampah plastik dan kertas terbesar.
“Setiap tahun 3 juta ton sampah kertas dikirim ke Pulau Jawa dan di dalamnya pernah ditemukan terdapat campuran sampah plastik hingga 40%, tetapi daur ulang mahal dan kotor maka hingga kini sampah negara maju terus dikirim dan didaur ulang di Indonesia,” tuturnya.
Mengutip dari pwmu.co pada akhir acara, Menteri Lingkungan dan Perubahan iklim Kanada Steven Guilbeault menemui peserta pawai dan Nina mendapatkan kesempatan untuk berdialog.
“Tahun 2020, saya mengirim surat protes agar Kanada berhenti mengirimkan sampah plastik ke Indonesia ke Pak Perdana Menteri Kanada tapi hingga kini surat saya belum dibalas,” ungkap Nina.
Nina juga mengungkapkan hingga kini masih banyak dijumpai sampah plastik dari Kanada yang ditemukan digunakan sebagai bahan bakar. Nina berharap agar pemerintah Kanada menghentikan pengiriman sampah plastik ke negara-negara ASEAN.
“Please answer my letter and please stop exporting plastic waste to Indonesia and other developing countries,” ujar Nina.
“Tolong jawab surat saya dan tolong hentikan ekspor sampah plastik ke Indonesia dan negara berkembang lainnya,” ujar Nina.
Dengan umurnya yang masih menginjak 17 tahun, Nina telah menjadi aktivis lingkungan sejak umur 14 tahun. Sebelumnya, ia menjadi pembicara di forum Plastic Health Summit 2021 yang digelar di Amsterdam, Belanda.
Mengutip dari postingan Instagram @akademirelawan.id tak hanya ke Belanda, Nina juga sempat datang ke Inggris atau United Nations Climate Change Conference (Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa 2021).
Perempuan yang juga merupakan CO-Founder River Warrior ini mengatakan dalam Siniar Radio Suara Surabaya bahwa dirinya sering menyuarakan isu lingkungan sampai mengirim surat pada para penguasa, seperti Donald Trump dan Joe Biden Presiden Amerika Serikat. Dia juga beberapa kali mengirim surat ke Joko Widodo Presiden RI, tapi tidak mendapatkan balasan.
Dalam postingan Instagram @blackbellbottle Nina percaya setiap orang berhak hidup dengan udara dan air bersih. Untuk meningkatkan kesadaran, pada awalnya dia mengedukasi orang-orang di sekitarnya, tetapi tidak ada yang peduli.
Awalnya, Nina merasa malu, tapi dia tidak berhenti kalau tidak ada yang peduli, siapa lagi yang akan berjuang untuk lingkungan yang sehat.
Inspirasinya untuk memperjuangkan hak orang Indonesia untuk hidup bebas dari sampah impor datang dari keluarganya dan Aktivis Lingkungan Swedia Greta Thunberg. Seperti papanya, Nina bertekad menjadi aktivis lingkungan yang merawat Ibu Pertiwi.
Upayanya telah menghasilkan undangan untuk berbicara di acara-acara Internasional di Belanda. Kanada, Skotlandia, dan negara lainnya. *(Sayida)