Kesadaran Sosial Gerakan IPM [1]

Kesadaran Sosial Gerakan IPM [1]

OpiniOpini Pelajar
1K views
Tidak ada komentar

[adinserter block=”1″]

Kesadaran Sosial Gerakan IPM [1]

OpiniOpini Pelajar
1K views

Ikatan Pelajar Muhammadiyah yang merupakan organisasi kepelajaran memiliki pokok-pokok tujuan yaitu membentuk pelajar yang memiliki keterampilan keilmuan, memiliki akhlak mulia, serta kreatif dalam rangka menegakan dan menjunjung tinggi nilai-nilai Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Membentuk masyarakat Islam atau yang sering dikenal MIYS (Masyarakat Islam Yang Sebenarnya) merupakan konstruksi sosial masyarakat yang ternapaskan islam penuh rahmat, sehingga bukan “wujud” sebuah negara Islam.

Pokok-pokok pikiran gerakan IPM menjadi pengaktualan diri untuk melangkah membentuk nilai-nilai sosial. Karena organisasi kepelajaran ini merupakan wujud dari realitas sosial itu sendiri sehingga IPM sebagai “eksistensi realitas” menjadi pelopor gerakan sosial berbasis pelajar dalam mewujudkan kaidah Islam.

Sebuah pandangan ini merupakan penglihatan bagaimana eksistensi gerakan IPM bisa bertahan atas ke tidak berpihakan terhadap agenda sosial. Usaha ini sangat perlu dilakukan sebagai bahan konsentrasi perluasan pemikiran dan agenda yang berbasis kepedulian sosial bagi seluruh makhluk hidup sehingga IPM tidak tumbuh diruang hampa dan tidak berkembang dari tangan-tangan yang tidak berorientasi gerakan sosial (Social Movement).

Melalui hal ini gerakan-gerakan yang lahir di IPM hingga berbagai sistem perkaderan tidak menjadi mitos melainkan sebagai wujud realitas zaman. Bahwa Gerakan Pelajar Berkemajuan bukan hanya sekadar slogan pragmatis pimpinan melainkan sebuah entitas gerakan perlawanan atas problematika global yang menjadi tafsir atas respon isu-isu yang wajib dikritisi pelajar.

Konstruksi gerakan sosial

Pada tahun 1930-an hingga memasuki era tahun 1960an teori sosial di fokuskan pada studi psikologi sosial, termasuk juga sebagai reaksi terhadap popularitas psikonalisis dan pengaruh “dunia nyata” Nazisme, Fasisme, Stalinisme, tindakan main hakim sendiri misalnya dengan mengeroyok atau membunuh, termasuk juga kerusuhan-kerusuhan yang berbau ras.

Robert Park berjasa sebagai pengguna pertama istilah “tingkahlaku kolektif” (collective behavior). Tulisan Park bersama Burges memperlihatkan pengaruh Gustave LeBon dalam penggunaan sejumlah konsep seperti sugestibilitas, ketularan (contagion), dan kepatuhan kerumunan (crowd) kepada seorang pemimpin. Mereka juga memperlihatkan bahwa tingkahlaku kolektif (collective behavior) merupakan kekuatan yang dapat membawa perubahan. Kesimpulan Park akhirnya mengemukakan bahwa kerumunan (crowd) dan publik atau kelompok atau perkumpulan massa (mass society) mengakhiri ikatan-ikatan lama dan membawa individu ke dalam jalinan hubungan-hubungan baru (Turner & Killian, 1987).

Tingkahlaku kolektif menjadi termilogi tersendiri bahwa realitas IPM yang hadir sebagai benteng penjaga, perkumpulan massa, hingga sebagai gerakan untuk melawan kebodohan, penindasan,ketimpangan sosial bahkan masuk kepada diri yaitu perbaikan akhlak.

Kesadaran sosial

Ibnu Sina membagi empat level yaitu pada level pertama disebut sebagai akal material (al-aql’ al-huyulani) yang merupakan sifat bawaan dari lahir manusia untuk mengenal indra dan bahasa yang bersifat mendasar. Yang kedua, akal terlatih (al-‘aql bi al-malakah) merupakan lanjutan dari akal material,bahwa dalam prosesnya akal manusia mulai mempelajari prinsip-prinsip dasar ilmu pengetahuan. Yang ketiga, akal aktual (al-‘aql bi al-fi’l) sebuah respon atas prinsip dasar tersebut sehinggak mengktifkan nalar intelektualnya menjadi pengetahuan lebih lanjut dan yang terkahir merupakan puncak dari rekonstursi akal teresebut yang merupakan segmen tertinggi yang para Nabi mampu melampaui akal ini yang didalamnya mekanai semesta wujud  dalam diri manusia menjadi tiruan dari dunia yang dapat dipahami, akal ini disebut akal perolehan (al’aql- al-mustafad).

Melalui kesadaran akal yang ketiga yaitu al-‘aql bi al-fi’l atau akal aktual yang menjadi bentuk kerja-kerja lapangan IPM dari setiap periodeisasi untuk menjaga dan memperkaya daya imaji sehingga menghasilkan aksi atau yang dikenal dengan prinsip antisipatif melalui sebuah paradigma berpikir.

Bahkan Thomas Khun sendiri menjelaskan bahwa paradigma merupakan suatu cara pandang, nilai-nilai, metode dan prinsip untuk memecahkan suatu masalah yang dianut suatu masyarakat ilmuah pada sesuatu tertentu. Kemudian Khun mempercayai bahwa ilmu pengetahuan memiliki perode pengumpulan data dalam sebuah paradigma.

Artefak-artefak IPM sejatinya merupakan wujud dari implementasi ilmu pengetahuan untuk membentuk pemecahan masalah dari realitasi kehidupan. Ini yang menjadi napas panjang IPM tetap terjaga adalah bentuk kepedulian sosial dan pendidikan sosial yang tercipta. Bahkan IPM sendiri memiliki corak Pencerdasan,Pemberdayaan dan Pembebasan.

David Efendi dalam tulisan proglognya melalui buku Melampaui Kritis karya Fauzan Anwar Sandiah menegaskan gerakan pelajar, seharusnya, bukan melulu urusan bagaimana pelajar meraih sukses dunia akhirat tetapi juga dilengkapi dengan aktifitas lain yang membumi seperti mengembangkan kebudayaan, mengapresiasi seni, sampai pada kegiatan berkebun/menanam, emansipasi ekologi, wujud gerakan nir kekerasan, pendidikan kritis dan sebagainya. Dengan begitu, keadaan manusia akan lebih baik, hubungan manusia akan lebih setara dan tanpa penindasan hanya dengan ini peradaban menjadi berharga.

Melalui corak “Gerakan Pelajar Berkemajuan” muncul konsepsi pemekaran argumentatif gerakan sosial mulai dari ekoliterasi, keadilan gender,pembelaan teman sebaya, berdikari ekonomi, inklusifitas gerakan sehingga dakwah bil-hal dapat menjadi wujud new social movement atau yang dikenal dengan gerakan sosial baru yang berfokus kepada inklusifitas dan tidak bersifat eksklusif.

*Catatan 

  • Penulis adalah Al Bawi, Anggota Bidang PIP PP IPM (2018-2020)
  • Substansi tulisan sepenuhnya merupakan tanggungjawab penulis
Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Berpikir Vertikal atau Berpikir Lateral?
Kesadaran Sosial Gerakan IPM [2]
Mungkin anda suka:
Advertisement

[adinserter name=”Block 2″]

Suka artikel ini? Yuk bagikan kepada temanmu!

Terpopuler :

Baca Juga:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Fill out this field
Fill out this field
Mohon masukan alamat email yang sah.