IPM.OR.ID, YOGYAKARTA- Lokakarya Muktamar IPM XXII berhasil dihelat pada Ahad (14/03/2021). Berlokasi pusat di Gedoeng Muhammadiyah Yogyakarta, lokakarya diadakan secara daring melalui teleconference zoom. Diikuti sekitar 50 peserta dari awal hingga berakhirnya acara.
Berangkat dari tema besar yang diangkat “Beyond the Limit, Reframe the Future”, Al Bawi PIP PP IPM selaku perwakilan dari tim materi muktamar mengatakan, “Bentuk respon IPM terhadap dinamika global dan keadaan bumi diperlukan karena kita juga bagian dari warga bumi yang harus memberi solusi untuk rahmatan lil alamin.”
Disampaikan pula oleh Al Bawi bahwa dalam merancang cita-cita dan gerakan ke depan, IPM menggunakan pendekatan Appreciative Inquiry (AI). Selain itu, Nashir Efendi, salah satu tim materi dari PW IPM Jawa Timur juga turut menawarkan ulasan segar di dalam materi lokakarya, “Langkah kontemporer yang bisa kita lakukan adalah dengan fresh ijtihad, merumuskan kembali profil pelajar Islami yang kekinian,” pungkas Nashir singkat.
Ada pula agenda-agenda lain yang dibahas dan menuai perdebatan sengit mengenai rencana pembentukan beberapa bidang baru seperti kesehatan, lingkungan hidup, dan teknologi informasi serta perubahan nama bidang ipmawati menjadi pemberdayaan perempuan.
Permusyawarahan dalam lokakarya materi belum mencapai keputusan akhir, Monica Subastia selaku ketua tim materi mengungkapkan kepada ipm.or.id, “Tim materi masih membuka kritik dan saran dalam tiga hari ke depan melalui apapun. Kami juga akan membuka open question di instagram. Jadi kami masih terbuka dengan usulan-usulan dari kader IPM dimanapun berada,” ungkapnya tegas. (adinta)