IPM.OR.ID, TANGERANG SELATAN – Tujuh Puluh Persen internet digunakan untul sosial networking, bersumber data statistik dari iktatan pengusaha penyedia jasa internet. Selebihnya digunakan untuk internet produktif. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Alpha Amirrachman, Direktur Asian Ministers of Education Organization Regional Open Learning Center (SEAMOLEC), pada acara Pesantren Literasi Workshop Kepenulisan Kreatif, Sabtu(18/5/2019).
“Terlihat ‘jomplang dengan porsi penggunaan internet di negara-negara berkembang lainnya, pengunaan internet disana dimanfaatkan untuk hal-hal produktif,” jelasnya.
Negara yang sudah maju, lanjutnya, bahkan negara yang berkembang seperti Vietnam sekalipun, internet sudah dipakai untuk hal-hal yang produktif tidak hanya sekedar ngerumpi, chatting dan lain-lain. Era internet sekarang ini, menjadikan manusia semakin pragmatis dan segala menjadi instan. Hal ini menyebabkan minat membaca menjadi turun, sehingga persebaran berita bohong atau hoax cepat terdistribusi. Disebabkan orang tidak kuat membaca tulisan atau narasi yang panjang.
“Padahal dalam menerima suatu berita dibutuhkan pemahaman yang mendalam dan diperlukan penyaringan terlebih dahulu,” ungkapnya.
Menurutnya, sekarang ini harus mengembalikan posisi manusia sebagai mahluk yang berpikir dan berkontemplasi. Sifat tersebut yang membedakan antara manusia dengan mahluk Tuhan yang lain
“Untuk menyaring dan memisahkann kebaikan dan keburukan yang terjadi di era sekarang ini, manusia khususnya umat Islam harus kembali merujuk kepada kitab sucinya, al Qur’an. Jelas didalamnya terkandung konsep-konsep dasar dalam menolak keburukan yang bisa mengancam manusia,” paparnya.
Alpha juga berpesan untuk senantiasa menguatkan ‘iqra atau dibahasakan dengan kata litrerasi. Semangat menulis kebaikan juga perlu digelorakan sebagai upaya mengcounter isu-isu atau berita bohong. Kegiatan ini sukses digelar PD IPM Tangerang Selatan di Kompleks Universitas Terbuka, Jl. Cabe Raya, Pamulang, Tangerang Selatan. *(audi)