IPM.OR.ID., YOGYAKARTA – Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PP IPM) mengadakan Gala Dinner dalam rangka menyambut peserta Pelatihan Kader Paripurna Taruna Melati Utama (PKTMU) 2023 dengan menghadirkan Bendahara Majelis Ekonomi, Bisnis, dan Pariwisata Pimpinan Pusat Muhammadiyah (MEBP PPM) Ahmad Syauqi Suratno sebagai salah satu pembicara di Kantor Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), pada Senin (8/5/2023).
Syauqi mengawali pidatonya dengan bercerita tentang Alvin Toffer, salah seorang futurolog sekaligus penulis terkenal pada akhir abad 20. Alvin memprediksi bahwa ada apa dunia beberapa tahun ke dapan.
“Actually the future is now, kata Alvin. Di tahun itu, hanya Alvin yang mengatakan itu. Kenapa ini menjadi pentng karena, masa depan itu sudah tidak relevan lagi. Ketika disirupsi ada, visi terlalu panjang tidak relevan lagi. IPM 20 tahun lagi harus selalu ada, tetapi mungkin tidak speerti sekarang,” tutur Syauqi.
“Kemajuan teknologi informasi membuat siapapun bisa berpendapat lebih mudah. Ini eranya post truth, kebenaran belum tentu seperti apa yang kita baca seperti dalam kitab suci, tetapi dari apa yang kita baca di internet, media,” lanjut Syauqi.
Lebih lanjut, Syauqi menerangkan bahwa kita harus siap untuk menghadapi masa depan karena masa depan itu bukan 10-20 tahun kedepan, tetapi sekarang.
“Sikap juga harus jelas, kita harus menunjukan sikap terhadap siapapun yang hendak mengganggu Muhammadiyah, era inilah saatnya intelektual, pelajar, mahasiswa, dan anak muda muncul. Anda mau di posisi manapun, sikap itu tidak boleh berubah, karena sikap itu sama dengan ideologi, dan ketika tidak punya ideologi yang jelas, jas yang kalian pakai ini tidak ada artinya,” ucap Syauqi
Syauqi juga menyampaikan agar pelajar harus selalu siap untuk melangkah, jangan rendah diri karena dengan rendah diri kita tidak akan bisa maju.
“Masa depan persyarikatan will be on your hand. Will be itu ngga lama karena ada bonus demografi di Indonesia, mereka yang di usia aktif bermedia sosial ya usia pelajar ini, ambil contoh saja di DIY, di DIY ini mereka yang berada di usia kelas 12 ada sekitar 25000 siswa, dan ini urusan IPM untuk mengkader mereka untuk bisa bergerak berjamaah. Jangan sampai kita menyerupai mereka yang suka berselisih dan tercerai-berai, makannya IPM diharapkan untuk rukun,” pungkas Syauqi. *(Yud)