IPM.OR.ID – Satu paket intelek, entrepreneur, aktivis. Fahd Pahdepie membersamai dalam seminar pra muktamar pada Ahad (14/3/2021) . Ia mengajak pentingnya punya imajinasi yang bisa mengubah suatu arah bangsa. Ia menginginkan taking part anak muda saatnya mengambil peran.
Untuk itu, ia merasa, kita harus mulai memiliki kecerdasan bergerak dan berdaya. Salah satunya produktif dan tidak menjadi sampah sejarah. Tedapat tiga blok sejarah anak muda . pertama intelek yaitu seorang yang bekerja dengan gagasan, kedua entrepreneur yaitu seorang yang bekerja dengan ruang modal, ketiga aktivis yaitu seorang yang bekerja dengan ruang kekuasaan. ‘’Anak muda bisa menyumbang ketiga hal tersebut yang nantinya bisa dikolaborasikan,’’ ucap Fahd persuasif.
Fahd melihat, ini bisa menjadi akselerator untuk kita menciptakan ekonomi positif, sosial politik terjaga, dan iklim industri yang baik. Sehingga, tidak ada alasan untuk tidak produktif. Anak muda saatnya memainkan peran , dengan pemberdayaan. Ia memaparkan yang bisa dilakukan anak muda dalam mengambil peran, dengan sebuah visual diagram people, tools dan process.
“Untuk aspek people, kalian berkontribusi menambah manusia yang memiliki mindset IPM digital native, untuk aspek tools, kalian berkontribusi menyumbang pemahaman logika digital dan terakhir aspek process, kalian tidak lupa untuk terus berproses membekali diri dengan kemampuan yang baru,’’ jelas Fahd.
“Serta, menyamakan mindset digital organisasi dan personalia harus beriringan. Semua pasti memiliki kekurangan dan kelebihan. Tak perlu khawatir karena mentalitas baru dalam menghadapi dunia yang baru ke depan,” kata Fahd saat menjadi pembicara.
Selain itu, generasi muda merupakan kelompok digital native sedangkan generasi tua merupakan kelompok digital imigran . Memanfaatkan kecerdasan yang pasti semua miliki, maka tidak perlu takut dengan sodoran negatif digital karena kekhawatiran orangtua.
“Adanya pandemi menyebabkan akselerasi transformasi digital , dewasa ini muktamar juga memilih online. Tandanya kita juga disebut penguasa digital. Mengatur ulang dan mensyukuri sebagai manusia penggerak yang paham pola. Dengan mengantongi modal besar impian dan taking part,“tutupnya. (*Vira)