Umumnya segala aspek di kehidupan akan mengalami perubahan entah secara revolusi (perubahan yang cukup mendasar dalam suatu bidang dan secara cepat) ataupun evolusi (proses perubahan secara bertahap dalam jangka waktu yang lama dari bentuk sederhana menjadi bentuk yang kompleks).
Sebagai contoh, era pertama perubahan “media” sebagai alat dan sarana untuk berkomunikasi (sender-receiver) yang awalnya hanya berkomunikasi secara lisan dimulai pada saat manusia masih berburu kemudian terciptalah bahasa untuk memudahkan berkomunikasi. Era kedua perubahan media dengan tulisan yang diawali dari ditemukannya cap tangan di dalam goa dengan tujuan dan maksud yang penulis inginkan saat itu. Era ketiga adalah era percetakan yang mulai berkembang sekitar tahun 1450 saat mesin cetak untuk pertama kali ditemukan kemudian terus disempurnakan.
Seiring berkembangnya zaman, kini komunikasi dapat dilakukan dengan jarak yang sangat jauh sekalipun dan dengan berkembangnya zaman era keempat pun dimulai, yaitu era teknologi. Era teknologi diawali dari ditemukannya radio yang dia ciptakan sendiri, penemuan telepon pertama kali Alexander Graham Bell, dan ada Samuel Morse yang menemukan telegraf kemudian booming dengan sandi morse-nya. Dari ketiga penemuan penting tadi teknologi menjadi lebih beragam seperti munculnya televisi, komputer, internet dan pada akhirnya ditemukannya telepon genggam.
Mari kita time skip ke abad sekarang di mana internet sudah mengalami perubahan yang besar. Melalui internet kita dapat berinteraksi lebih mudah dengan orang lain, misalnya saja mempromosikan sesuatu dengan media digital yang dijembatani internet kemudian biasa disebut digital campaign (kampanye digital) yang dapat menjangkau sasaran secara tepat waktu, pribadi, dan relevan. Digital campaign mencakup banyak teknik, praktik, dan strategi yang terkandung dalam kategori pemasaran internet.
Pemasaran digital turut menggabungkan faktor psikologis, humanis, antropologi, dan teknologi yang akan menjadi media baru dengan kapasitas besar, interaktif, dan multimedia. Di dalam digital campaign sendiri menggabungkan beberapa elemen seperti pesan singkat layaknya SMS, videografi atau sinematografi layaknya iklan TV, dan penggunaan poster layaknya banner kampanye.
Digital Campaign Muhammadiyah dan IPM
Digital campaign di era yang sudah serba digital ini juga tentunya berguna untuk menyampaikan pesan atau narasi tertentu. Di era disrupsi ini, banyak beredar pemberitaan yang kurang bermanfaat atau bahkan hoax terutama di media sosial. Muhammadiyah sebagai organisasi masyarakat harus turut andil dalam memerangi konten atau pemberitaan negatif yang sering bermunculan.
Saat ini sering sekali bermunculan isu-isu atau pemberitaan yang negatif di media sosial. Bahkan beberapa isu sengaja dimunculkan untuk agenda pengalihan isu penting. Mereka yang sengaja melakukannya akan menggunakan berbagai cara agar dapat mengalihkan isu. Isu dengan menggunakan daya tarik kemanusiaan misalnya. Tentu akan banyak hati masyarakat yang akan tergerak untuk menaruh perhatian pada isu tersebut. Padahal isu tersebut belum tentu benar. Sehingga dalam hal ini penting sekali untuk berpikir kritis sebelum bertindak agar tidak terbawa arus.
Usaha Muhammadiyah untuk meredam pemberitaan negatif sangatlah diperlukan. Sejauh ini, Muhammadiyah dirasa belum cukup masif dalam pengembangan dakwah melalui digital campaign. Padahal, digital campaign untuk meredam pemberitaan negatif dan isu-isu yang liar sejalan dengan tujuan dakwah amar ma’ruf nahi munkar oleh Muhammadiyah. Untuk melaksanakan dakwah sekaligus melawan arus pemberitaan negatif di media sosial, Muhammadiyah dan IPM perlu untuk menyusun strategi narasi apa yang akan diangkat.
Dalam hal ini narasi “Islam Berkemajuan” dirasa sangat cocok dengan Muhammadiyah, karena identik dengan Islam Wasathiyah dan dapat diterima seluruh masyarakat Indonesia tanpa terkecuali. Narasi ini dirasa mampu menjawab keresahan skala nasional yang sedang terjadi sehingga tidak terbatas pada satu golongan Muhammadiyah saja, melainkan lebih dari itu. Bahkan, kita dapat membawa narasi Islam Berkemajuan ini untuk menanggapi isu-isu yang sensitif.
Strategi Konten Positif
Untuk melawan pemberitaan negatif di media sosial diperlukan gerakan yang terencana dan masif. Perlu adanya strategi-strategi khusus agar konten positif dari Muhammadiyah dapat bersaing dengan isu-isu negatif. Contohnya adalah dengan membuat konten edukasi yang disusun secara tematik untuk membahas isu seperti mental health, feminism, sexual harassment, dan konten-konten lain yang berguna bagi pelajar.
Agar suatu narasi benar-benar sampai dan menyebar, perlu adanya sinergi antar berbagai unsur Muhammadiyah. Sehingga, semua dapat bekerja sama untuk menggencarkan narasi atau gagasan apa yang hendak dibangun, dalam hal ini Islam Berkemajuan. Tanpa adanya sinergi dalam mempublikasikan tentu pesan berantai yang disampaikan akan sedikit jangkauannya.
Dengan membawa narasi Islam Berkemajuan ini kita dapat mengangkat isu-isu yang berkaitan dengan dakwah Muhammadiyah dan IPM. Dakwah muhammadiyah sudah bisa terlihat dari berdirinya AUM (Amal Usaha Muhammadiyah) di berbagai bidang yang ada. Mulai dari bidang pendidikan dengan berbagai lembaga pendidikan dari TK hingga universitas, bidang kesehatan dengan rumah sakit dan klinik-klinik kesehatannya, Lazismu yang selalu siap untuk membantu umat, MDMC yang selalu sigap untuk menjadi relawan umat, dan dakwah IPM di kalangan pelajar secara keseluruhan.
Semua dakwah itu, kini bisa kita sampaikan narasinya melalui berbagai media digital yang ada. Penggunaan media digital ini bisa memberikan dampak bagi kita untuk mendapakan banyak jaringan. Perbanyak jaringan disini bisa kita manfaatkan untuk meneruskan segala macam informasi atau pelajaran penting dan bernilai positif yang sudah kita dapat sebelumnya agar bisa tersampaikan kapada masyarakat luas.
Selain perlunya sinergi antar kader Muhammadiyah, dalam menggencarkan isu atau narasi Islam berkemajuaan Muhammadiyah juga harus mampu untuk riding the wave (mengendarai ombak). Ombak yang dimaksud di sini adalah arus informasi yang ada. Sehingga tugas utama kita sebagai kader IPM dan Muhammadiyah saat ini adalah membanjiri media sosial dengan hal-hal positif agar dapat bersaing dengan pemberitaan negatif.
*) Catatan
- Penulis adalah peserta Taruna Melati 3 PW IPM DIY Tahun 2021 terdiri atas Freshi Tirtawati, Bambang Arief Wijayanto, Aisah Nur Fitria, Hida Ayu Suranti, Ernita Ananda Sari, Muh. Raihan Yafidz
- Substansi tulisan sepenuhnya merupakan tanggung jawab penulis.