IPM.OR.ID., MARTAPURA – Pembukaan Sekolah Adil Gender (SAG) Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PP IPM) resmi dibuka pada Jumat (3/3/23) di Aula Dinas Pendidikan Kabupaten Banjar dengan mengangkat tema Unlocking Inclusive Leadership: Towards an Equitable Future.
Pembukaan Sekolah Adil Gender (SAG) yang menampilkan Tari Mandau Kalimantan Selatan dihadiri oleh berbagai kalangan, di antaranya Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah (PPA), Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Kalimantan Selatan, Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) Kalimantan Selatan, Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (PP IPPNU), Organisasi Kemasyarakatan dan Pemuda (OKP) tingkat wilayah se-Kalimantan Selatan dan kader IPM seluruh Indonesia baik secara langsung, via zoom meeting, maupun kanal YouTube PP IPM.
Kegiatan ini diawali dengan pembacaan laporan oleh Ketua Panitia SAG. “Jika kita melihat pada data, Indonesia masih menempati posisi 92 tentang kesetaraan gender di seluruh dunia, maka dari itu kesetaraan gender sangat penting digaungkan di kalangan pelajar khususnya pelajar Muhammadiyah,” jelas Anita dalam laporannya.
Kemudian, Ketua PW IPM Kalimantan Selatan Ghofar Noor dalam sambutannya berterima kasih kepada PP IPM yang mempercayai Pimpinannya sebagai tuan rumah untuk kegiatan ini. “Kami minta maaf jika ada kekurangan, mudahan kita semua bisa mengambil baiknya dan membuang buruknya,” kata Ghofar
Lebih lanjut, dalam keynote speech yang disampaikan oleh komika Sakdiyah Ma’ruf mengenai perbedaan perempuan dahulu dengan perempuan yang sekarang ini.
“Dulu zaman saya, perempuan lahir dengan begitu banyaknya batasan, contohnya tujuan akhir perempuan zaman dulu adalah pernikahan. Sekarang ini kita harus melakukan beberapa hal, mulai dari believe, learn, begin, ask, intens, dan do it again,” ucap Sakdiyah.
Ketua Umum PP IPM Nashir Efendi juga turut menyampaikan sambutannya “Karir perempuan jadi terhambat setelah pernikahan, skeptis yang sering keliru serta tafsiran agama yang perlu kita baca ulang,” ujar Nashir
Wakil Ketua PW IPM Kalimantan Selatan juga berpesan agar tidak melupakan pokok tugas masing-masing.
“Saya sudah tidak asing lagi dengan kesetaraan gender, tapi pesan saya jangan lupa pokok dan tugasnya masing-masing, baik laki-laki maupun perempuan,” tutur Asrani
Terakhir, Ketua Umum PP Aisyiyah Salmah Orbayinah melalui ruang virtual memberikan sambutannya sekaligus meresmikan acara ini.
“Kalau dalam Muhammadiyah dan Aisyiyah, kita sudah lama selesai dengan permasalahan kesetaraan gender ini. Intinya kita harus membuka akses pembelajaran dengan baik. Pendidikan yang berkeadilan dapat terwujud dengan kesetaraan gender, serta pendidikan pun harus memberikan akses yang sama, baik kepada laki-laki, maupun perempuan,” pungkas Salmah. *(Sayida/Yud)