IPM.OR.ID., MEDAN – Terbit sejak pada 1976, Kuntum telah bereperan aktif didunia literasi pelajar. Peran itu tersebut terus berjalan hingga kini Kuntum memasuki usianya yang ke 47 tahun.
Majalah Kuntum aktif terbit satu edisi tiap bulannya sehingga saat ini terdapat kurang lebih 550 edisi dengan 25 rubrik per edisinya dan disetiap bulannya Kuntum mencetak kurang lebih 3000-5000 eksemplar majalah.
Atas kiprah dan kontribusinya tersebut, Kuntum dinobatkan oleh Museum Rekor Dunia-Indonesia (MURI) sebagai “Majalah Pelajar Tertua”. Penganugerahan rekor itu disampaikan pada penutupan Muktamar XXIII di Asrama Haji Medan.
Dalam wawancara via WhatsApp pada (20/08/2023) Alfreda, Human Capital dan Ivo, Biro Hukum Kuntum menyampaikan strategi yang dilakukan kuntum agar tetap bisa bertahan di era digital ini adalah dengan membangun kemitraan dengan sekolah-sekolah yang ada di seluruh indonesia dan tentunya berusaha mengikuti trend positif yang berkembang dikalangan pelajar.
Selain itu Kuntum juga aktif berkolaborasi dengan pelajar-pelajar se-Indonesia dalam mengisi rubrik yang ada sehingga terbangun komunikasi yang baik antara pihak majalah dengan pembaca.
“Strategi Kuntum agar bisa bertahan sampai saat ini sebenarnya tidak paten, Selalu berusaha untuk perkuat dua hal di dalamnya, yakni kualitas dari Kuntum itu sendiri dan kualitas dari tim yang selalu berusaha terbaik untuk Kuntum. Dari kedua hal tersebut tercipta kualitas yang meskipun tidak selalu baik ya, tapi alhamdulillahnya tidak pernah menurun secara drastis. Hal ini kembali lagi, karena Kuntum selalu punya tim yang keren! Yang berusaha melakukan yang terbaik disegala bidangnya,” ujar Ivo.
Menutup sesi wawancara kali ini Alfreda menyampaikan harapannya untuk majalah kuntum kedepannya “semoga Kuntum bisa terus eksis serta tetap menjadi sumber inspirasi keilmuan dan tuntunan bagi seluruh pelajar di Indonesia,” tutup Alfreda. *(Lisa)