IPM.OR.ID., YOGYAKARTA – Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PP IPM) berkolaborasi dengan Kementrian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan Aisyiyah (LPPA) selenggarakan talkshow yang mengusung tema “Literasi Digital: Pelajar Cerdas Digital untuk Indonesia Berkemajuan”. Talkshow ini diselenggarakan secara hybrid pada Sabtu (9/10/2021) melalui Zoom Meeting dan disiarkan langsung melalui kanal Youtube dan di Hotel Grand Rohan Jogja.
Kegiatan ini disambut baik oleh pelajar di seluruh Indonesia. Pasalnya, talkshow ini menghadirkan pemateri-pemateri berkompeten seperti Fahd Pahdepie, Alimatul Qibtiah, Kholida Annisa, Rosa Kusuma Dewi Azhar, dan masih banyak lagi.
Talkshow ini dibuka dengan sambutan istimewa dari Presiden RI Joko Widodo. Ia menyampaikan bahwa literasi digital adalah kerja besar, pemerintah tidak bisa bekerja sendirian dan diperlukan adanya dukungan dari seluruh elemen bangsa untuk mensukseskan program pelajar cerdas digital.
Ketua Umum PP IPM Bidang Pengkajian Ilmu Pengetahuan (PIP) Riandy Prawita menyampaikan, “Tahun ini PP IPM akan fokus pada pengembangan digital. Di mana pada detik ini dunia sedang mengalami pandemi dan kita tidak boleh takut untuk berinovasi, salah satunya dengan penguasaan dunia digital yang lebih baik”.
“Pandemi sebenarnya mempercepat perkembangan teknologi digital. Dengan perpindahan semua alur kehidupan ke dunia digital, kecakapan untuk menguasai teknologi digital menjadi suatu keharusan bagi semua orang,” ujar Fahd Pahdepie. Ia juga menyatakan perkiraannya bahwa kehidupan digital yang saat ini menjadi cara kita untuk terhubung dengan orang lain. Hal ini akan menjadi sebuah kebiasaan yang tidak akan ditinggalkan walau kebijakan offline sudah diturunkan. Digital native atau generasi yang lahir dengan adanya internet di sekelilingnya diharapkan dapat merubah mindset-nya dalam memandang kehidupan yang serba digital. “Kita dipaksa untuk menerima teknologi yang saat ini melaju begitu cepat atau kita akan tertinggal,” imbuhnya lagi.
Senada dengan Fahd Pahdepie, Alimatul Qibtiah beranggapan jika para pelajar perlu memiliki kecerdasan di dunia digital dan menghindari pengaruh buruk yang ditimbulkannya. Selain itu, kehati-hatian dalam berujar juga penting untuk diperhatikan, “Jangan sampai kita melakukan sesuatu yang berdampak buruk dan meninggalkan jejak digital negatif!” tegas Alimatul.
Talkshow dilanjutkan oleh Kholida Annisa yang membawakan materi “Budaya Digital: Pelajar Berdaya dan Berkarya”. Ia beranggapan lemahnya budaya digital bisa memunculkan pelanggaran terhadap hak digital warga negara. “Maka, kita harus mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain seperti yang dituliskan dalam sila kedua Pancasila,” tutur Kholida.
Meti Puspita Sari selaku pemateri dari PP IPM menjelaskan materi “Skill Digital: Penghasil Konten Kreator Untuk Pelajar”. Ia menjelaskan tips dan trik untuk dapat menghasilkan keuntungan dari dunia digital, beberapa contohnya melalui YouTube, Instagram, dan aplikasi live streaming lainnya. Meti juga turut berbagi tips untuk mengembangkan skill dunia digital yang bisa dilakukan oleh pelajar. “Kita harus kreatif dalam memilih konten, memilih konten berdasarkan minat, mengikuti komunitas, dan melengkapi peralatan yang dibutuhkan oleh konten kreator,” tutur Meti.
Materi etika digital dan digital safety yang disampaikan Rosa Kusuma Dewi Azhar dan Hajar Nur Setyawati pun tak kalah menarik. Materi tersebut disampaikan agar dapat memperkuat pemahaman pelajar terhadap dunia digital yang berkembang dengan cepat. *(gil)