Belajar Menerima Rasa Duka, PP IPM Gelar Workshop Memeluk Duka dengan Cerita

Belajar Menerima Rasa Duka, PP IPM Gelar Workshop Memeluk Duka dengan Cerita

BeritaJakartaPP IPM
750 views
Tidak ada komentar
Belajar Menerima Rasa Duka, PP IPM Gelar Workshop Memeluk Duka dengan Cerita

[adinserter block=”1″]

Belajar Menerima Rasa Duka, PP IPM Gelar Workshop Memeluk Duka dengan Cerita

BeritaJakartaPP IPM
750 views
Belajar Menerima Rasa Duka, PP IPM Gelar Workshop Memeluk Duka dengan Cerita
Belajar Menerima Rasa Duka, PP IPM Gelar Workshop Memeluk Duka dengan Cerita

IPM.OR.ID., JAKARTA – Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PP IPM) telah menyelenggarakan Weekend Mini Workshop dengan tema “Memeluk Duka dengan Cerita” pada Minggu (23/7/2023) di Aula Pusat Dokumen Sastra (PDS) H.B. Jassin, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat.

Turut hadir di kegiatan ini oleh Khadijah Auliaur (Psikologi Klinis Biro Our Me Time), Akbar Malik Adi Nurgraha (Penulis Buku Hidayah Bukan Hadiah), dan Elsa Firlyani (Lembaga Pustaka Pelajar PP IPM) yang diikuti oleh 84 peserta Weekend Mini Workshop

Dalam sambutannya, Riandy Prawita Ketua Bidang PIP PP IPM menyampaikan bahwa kegiatan Workshop kali ini merupakan kegiatan agar teman-teman terus mengasah kemampuannya dalam ranah literasi. Pelajar selalu memiliki keluh kesah dalam perjalanan hidupnya maka dari itu lebih baik mencurahkan isi hatinya dengan tulisan.

Khadijah menyampaikan bahwa semakin individu tersebut aktif dan sering berinteraksi dengan orang lain akan maka akan semakin mudah merasakan duka. Semua perasaan yang kita rasa mau sesedih atau seduka apapun adalah sebuah perasaan yang valid.

Emosi negatif yang dirasakan tentu harus dikelola dengan melakukan REST yaitu Relax, Evaluate, Set an intention, dan Take action. Ketika ada duka menimpa terus-menerus kita harus menyadari tindakan merugikan dan saat sudah sadar barulah dapat melakukan REST yang tidak bisa dilakukan satu dua kali karena kita perlu memberi jeda kepada diri sendiri dari emosi negatif.

“Semakin kita melatih ini, semakin kita terbiasa saat merasakan emosi negatif langsung memberi jeda pada diri sendiri,” ujar Khadijah.

Khadijah juga menyampaikan pentingnya menulis secara psikologis semua tergantung pada situasi dan katakter diri sendiri. Hal yang paling penting kita bisa membedakan fakta dengan rasa sehingga setelah kita menulis membuat kita lebih sadar apa yang terjadi dan dapat menyimbangkan fakta dan rasa.

“Semua orang bisa menulis tetapi sembuh melalui menulis tidak selalu didapatkan untuk semua orang, jika itu sudah terjadi mintalah pertolongan orang lain atau profesional,” tuturnya.

Selanjutnya, Akbar mengatakan ada tiga alasan menulis menyenangkan, yaitu ketika menulis kita berusaha merapikan logika. Menulis membuat pikiran abstrak di otak kita kemudian menjadi kompleks dan dapat dibaca orang lain.

Air yang keluar dari teko adalah apa yang ada didalamnya, jadi apa yang kita liat itu adalah hal yang masuk kedalam otak kita. jika kita ingin menjadi orang yang positif kita harus memastikan hal yang masuk kedalam kia adalah hal yang positif. Apa yang telah kita baca dan dengar adalah yang akan kita keluarkan lagi.

“Diri kita adalah apa yang kita baca,” pungkasnya. *(Sayida)

Wujudkan IPM Menggembirakan, PC IPM Wuluhan Adakan Outbound Happy Game
Resepsi Milad 62 IPM: Momentum Refleksi Diri
Mungkin anda suka:
Advertisement

[adinserter name=”Block 2″]

Suka artikel ini? Yuk bagikan kepada temanmu!

Terpopuler :

Baca Juga:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Fill out this field
Fill out this field
Mohon masukan alamat email yang sah.