IPM yang merupakan wadah dakwah bagi para pelajar muslim khususnya pelajar Muhammadiyah seharusnya menjadi tempat yang nyaman untuk berproses dan berkembang. Maka, sudah seharusnya IPM terus mempertahankan identitasnya sebagai gerakan dakwah pelajar. Namun, apa yang kita lihat hari ini sungguh tidak sesuai dengan identitas yang dibawa. Dengan dinamika yang terjadi di tubuh IPM membuat karakter dakwah pelajar berangsur-angsur menghilang.
Kendaraan dan Batu Lompatan
Masih banyak para kader IPM hari ini menganggap gerakan ini sebagai batu lompatan untuk mendapatkan pembagian kekuasaan yang lebih untuk dirinya pribadi. Tidak melihat esensi atau substansi dari berorganisasi, yang mana mereka anggap organisasi sebagai “kendaraan” mereka untuk mendapatkan kekuasan. Ini tidak sesuai dengan khittah IPM sendiri. Tidak seharusnya di tubuh IPM itu terjadi praktik politik praktis yang membawa organisasi bahkan sampai “menjual” demi keuntungan poltik.
Dinamika Dikotomi Pimpinan
Selain itu di tubuh IPM, khususnya IPM Sumatera Utara masih seringnya dijumpai dikotomi dalam pimpinan, baik di tataran wilayah, daerah atau cabang. Problem-problem di atas terjadi karena kader IPM hari ini sangat sedikit yang memahami arti berorganisasi lebih dalam lagi tujuan berorganisasi. Kita hanya hafal secara permukaan tapi kosong dalam mengimplementasikannya. Adanya gap di antara pimpinan membuat sering nya miss komunikasi di antara sesama kader dan itu yang membuat kurang harmonisnya hubungan, terlebih antara daerah dan wilayah.
Dengan sekelumit permasalahan yang terjadi di tubuh IPM Sumatera Utara hari ini membuat kita berpikir, adakah peluang untuk memperbaikinya? Karena tidak menutup kemungkinan permasalahan itu terus dipertahankan untuk melanggengkan kekuasaan.
Jika seperti ini tak ubahnya IPM itu seperti partai politik yang mana menghalalkan segala cara untuk melanjutkan kepemimpinan. Namun, bagaimanapun penulis yang dibesarkan dan di kader di IPM Sumatera Utara merasa terpanggil untuk bisa memberikan sedikit kontribusi perbaikan semoga ini di hitung menjadi amal dan membuktikan rasa cinta terhadap organisasi ini.
Solusi dan Gagasan
Ada beberapa gagasan yang penulis tawarkan, diantaranya: Pertama, IPM Sumatera Utara harus kembali kepada khittah Pelajar Muhammadiyah yaitu menegakan dan menjunjung tinggi ajaran islam serta terbentuknya pelajar muslim yang militan dan berakhlak mulia. Dua hal tersebut merupakan bagian dari nilai-nilai dasar IPM yang sekarang sudah jarang dilakukan.
Kedua, IPM Sumatera Utara harus menjadi contoh bagi teladan baik dari segi kepemimpinan maupun organisatoris kepada pimpinan yang dibawahnya terkhusus untuk internal IPM Sumatera utara, melihat bagaimana masih banyaknya orang orang di tubuh pimpinan wilayah yang menganggap dirinya lebih elite dan eksklusif sehingga daerah daerah lain seolah tidak dapat memmbangun komunikasi dengan mereka. Ini yang menimbulkan terjadinya miskomunikasi dan mispersepsi di antara tubuh pimpinan wilayah dengan daerah di bawahnya sehingga menghilangkan gap yang mengarah pada rusaknya internal pimpinan.
Ketiga, IPM Sumatera Utara harus menyediakan wadah yang tepat untuk berfikir dan berdakwah bagi para pelajar. Sudah mulai kelihatan beberapa pelajar merasa tidak nyaman dengan wadah sekarang ini karena masuknya praktik politik praktis yang mengganggu jalannya berpikir dan jalan dakwah di kalangan pelajar. Dengan menghilangkan praktik tersebut, IPM bisa menyediakan wadah yang seharusnya menjadi bagian dari diri IPM untuk memaksimalkan potensi di kalangan pelajar.
Dengan kemajuan teknologi dan juga kita berada di era 4.0 yang menuju ke era 5.0 usaha dakwah kita masih jauh dari kata memuaskan. Terlebih di IPM Sumatera Utara masih jauh tertinggal dari IPM wilayah lain maupun organisasi pelajar serupa. Ini menunjukan kita masih belum serius mengembangkan dakwah di kalangan pelajar.
Keempat, mengedepankan gagasan yang bersifat objektif serta keterbukaan. Kelima, IPM Sumatera Utara harus mempunyai “identitas” kembali baik berupa tema atau isu strategis yang berkelanjutan, jangan hanya menjadi jargon semata.
***
Dengan beberapa gagasan yang penulisan sampaikan dapat kiranya menjadi bahan evaluasi untuk kita bersama dalam “menyembuhkan” IPM Sumatera Utara yang lebih sehat lagi ke depan sehingga penyakit yang terjadi hari ini di tubuh pimpinan wilayah tidak menular ke pimpinan wilayah yang akan datang dan vibe kebaikan ini akan terus tumbuh sehingga IPM Sumatera Utara menjadi sentra dakwah pelajar di Sumatera Utara.
*) Catatan
- Penulis adalah Abdul Rahman Tanjung, Ketua Umum PD IPM Kota Tebing Tinggi.
- Substansi tulisan sepenuhnya merupakan tanggung jawab penulis.