Yogyakarta– Bulan Syawal menurut Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah DinSyamsuddin adalam momentum untuk saling meleburkan diri dan mempererat tali silaturahim yang mungkin sempat merenggang sebelumnya. Diakuinya proses pemilihan Presiden di Indonesia berpengaruh pada meningkatnya suhu politik termasuk renggangnya hubungan pertemanan.
Hal tersebut disam paikan Din Syamsuddin dalam acara Silaturahim Keluarga Besar Pimpinan Pusat Muhammadiyah di gedung PP Muhammadiyah jl Cik Di Tiro No.23 Yogyakarta, Senin (28/8). Din menjelaskan, bahkan dalam internal ulama pun juga ikut terimbas dengan efek pilpres, yang masing-masing individu ngotot menjagokan capresnya dengan segala argument. “Kemarin selama pilpres keterbelahan bangsa ini mungkin menimbulkan luka-luka maka ini saatnya kita rajut kembali ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathaniyah. Ukhuwah yang harus membawa kita sebuah kesadaran kolektif bahwa kita memiliki masa depan yang sama. Pilpres ini hanya agenda lima-tahunan untuk lima tahun kedepan. Sementara kebersamaan kita sebagai bangsa akan mengambil waktu berpuluh-puluh tahun kedepan,” ungkapnya.
Terkait Pilpres Din meminta perlu ada rekonsiliasi nasional yang harus menyadari dan memposisikan diri milik semua. “Jangan menerapkan Zero Sum Game politics, politik yang meniadakan yang lain karena kita tidak mengenal partai yang berkuasa dan partai yang beroposisi. Dirajut didalam hubungan yang intensif diantara partai-partai politik yang berada di dua kubu yang berbeda,” jelasnya.
Dalam acara Silaturahim tersebut, dihadiri ratusan orang baik pejabat struktur maupun keluarga di lingkungan Muhammadiyah. Nampak juga hadir mantan ketua PP Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif, Ketua umum Ortom Pusat ‘AIsyiyah, Nasyiatul Aisyiyah, dan Ikatan Pelajar Muhammadiyah, dan juga Komisioner KPK RI Busyro Muqoddas.
www.muhammadiyah.or.id