IPM.OR.ID., YOGYAKARTA – Dalam rangka menyambut Forum Ta’aruf dan Orientasi Siswa (Fortasi) 2025, Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PP IPM) menyelenggarakan Launching Fortasi 2025 secara hybrid pada Sabtu (21/06/2025). Acara ini berlangsung di Kantor Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Yogyakarta dan melalui Zoom Meeting.
Acara peluncuran ini dihadiri oleh berbagai tokoh penting, antara lain Kepala Pusat Penguatan Karakter Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Puspeka Kemendikdasmen) Rusprita Putri Utami, Kepala Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah serta Pendidikan Nonformal (Dikdasmen PNF) Muhammadiyah Didik Suhardi, Ketua Forum Guru Muhammadiyah (FGM) Sutomo, serta Ketua Umum PP IPM Riandy Prawita. Turut hadir pula para pimpinan ranting IPM dari seluruh Indonesia, yang mengikuti secara daring maupun luring.
Dengan tema “Pelajar Hebat: Berkarakter dan Berdampak”, Ketua Bidang Perkaderan PP IPM, Ganis Khoirunnisa, menjelaskan bahwa tema ini menekankan pentingnya pembentukan karakter pelajar yang kuat, nilai toleransi, serta kesadaran terhadap kesetaraan gender.
Ganis juga menyoroti urgensi menciptakan lingkungan sekolah yang bebas dari kekerasan dan diskriminasi.
“Tema Fortasi tahun ini merefleksikan perjalanan IPM sebelumnya dan mempertegas komitmen kami untuk membentuk pelajar yang memiliki karakter kuat, menjunjung nilai toleransi, serta mendorong terciptanya lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan menyenangkan,” ujar Ganis.
Sementara itu, Ketua Umum PP IPM, Riandy Prawita, menekankan bahwa Fortasi bukan sekadar ajang pengenalan sekolah, melainkan ruang strategis untuk memperkuat identitas pelajar Muhammadiyah sebagai agen perubahan.
Riandy mengajak para pelajar agar tidak mudah terbawa arus negatif, seperti budaya senioritas yang toxic, perundungan, penyalahgunaan teknologi, hingga jebakan pinjaman atau judi online yang makin marak di kalangan remaja.
“Fortasi adalah momen penting untuk menanamkan nilai-nilai keberanian, kebaikan, dan ketangguhan mental. Kita ingin membentuk pelajar yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga tangguh dalam memilih lingkungan dan pergaulan yang sehat. Jangan mudah terbawa oleh gaya hidup yang merugikan, seperti merokok, membully, ikut pinjaman online, atau bermain judi online. Kita ingin para pelajar Muhammadiyah tumbuh sebagai pribadi yang kuat secara karakter dan berdampak positif bagi sekitar,” tegas Riandy.
Pada kesempatan ini pula diadakan sesiFortasi Talk, yang diisi oleh Kosasih Ali Abu Bakar sebagai perwakilan dari Puspeka Kemendikdasmen RI. Kosasih memberikan materi mengenai 7 Kebiasaan Hebat Anak Indonesia dan penguatan karakter pelajar yang menjadi salah satu visi besar Kemendikdasmen RI.
Ia menjelaskan bahwa gerakan 7 Kebiasaan Hebat merupakan bagian dari ikhtiar nasional untuk membentuk generasi Indonesia yang berakhlak mulia, disiplin, dan memiliki kesadaran sosial sejak dini. Menurutnya, pelajar Muhammadiyah punya peran penting dalam menggerakkan perubahan dari sekolah hingga masyarakat luas.
“7 Kebiasaan Hebat Anak Indonesia adalah gerakan untuk menanamkan pola hidup positif sejak dini. Hal ini selaras dengan penguatan karakter utama bangsa yang menjadi fondasi dalam membangun masa depan generasi pelajar kita,” ujar Kosasih.
Dengan semangat Fortasi 2025, PP IPM berharap kegiatan ini tidak hanya menjadi agenda tahunan yang seremonial, tetapi mampu menjadi titik awal dalam menciptakan budaya sekolah yang positif dan inklusif. Melalui kampanye #HappyTanpaBully, kesetaraan gender, dan Save Our Generation yang juga menyoroti isu-isu lingkungan, PP IPM mendorong pelajar untuk menjadi pribadi yang berani menyuarakan nilai-nilai kebaikan dan menjadi pelopor perubahan.
Sebagai bagian dari rangkaian kegiatan, acara ini juga ditandai dengan peluncuran lomba Koreografi Jingle Fortasi 2025, peluncuran tema serta buku panduan Fortasi, dan kampanye resmi #HappyTanpaBully.