IPM.OR.ID., JAKARTA – Dalam rangka Pra Parade HKATP (Hari Anti-Kekerasan Terhadap Perempuan) Bidang Ipmawati bersama Bidang Seni Budaya Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PP IPM) mengadakan lanjutan Kelas Akhir Pekan pada Sabtu (11/11/2023) di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat.
Kegiatan yang mengangkat tema Menyuarakan Hak Perempuan Melalui Seni turut dihadiri oleh Hayinah Ipmawati (Psikolog) dan Dessy Kusuma Dewi (Bidang Seni Budaya PP IPM).
“Masih banyak perempuan di luar sana yang tidak bisa menyuarakan suaranya sehingga terjadi 4000 lebih kekerasan seksual dan 2000 lebih kekerasan psikis yang dirasakan oleh perempuan, sebagai sesama perempuan tentu merasa sangat miris,” ujar Dessy
Kelas akhir pekan pada kesempatan ini berupaya mengajak para perempuan muda untuk Dive into Me, membangun sikap terbuka atas diri sendiri, menyelami, dan memahami pribadi masing-masing atas setiap anugerah yang dimiliki.
Bidang Ipmawati berupaya mendorong perempuan untuk percaya diri, menjadi energi positif dan penggerak melalui setiap peran yang dilakoninya. Hal tersebut salah satunya dituangkan melalui seni yang sangat dekat di sekitar kita bahkan ada di dalam diri kita.
Stigma perempuan selalu tidak boleh melawan serta support system rendah dan juga kurangnya kepercayaan diri.
“Dengan seni dapat mengekspresikan apa yang kita rasa melalui media,” ujar Dessy.
Psikolog Hayinah Ipmawati mengatakan pada era digital ini sering dapat melihat pencapaian, hubungan, keuangan orang lain melalui sosial media yang membuat diri kita membandingkan serta merendahkan diri sendiri.
“Dengan mencintai diri sendiri dan kepuasan atas diri dengan mengetahui kelebihan dan kelemahan,” jelas Hayin.
Lebih lanjut, Hayin mengatakan apabila di masa lalu pernah merasa tidak diterima dalam hal sepele sekalipun dapat menjadi awal mula yang membuat susah untuk tidak menerima diri sendiri.
Keutuhan dari mencintai diri sendiri adalah dengan memberi belas kasih kepada diri sendiri, menerima kelebihan serta kelemahan diri, dan mengelola emosi untuk merawat diri sendiri.
“Kecemasan berasal dari pemikiran tetapi berdampak kepada seluruh tubuh maka dari itu kita harus tau cara mengelola pikiran kita sendiri,” ujar Hayin.
Hayinah Ipmawati mengatakan saat merasa cemas dapat menerapkan Anxiety First-Aid.
“Hal yang perlu dilakukan ketika merasa cemas harus merilekskan diri dengan menarik nafas 7 detik,” pungkas Hayin.
Langkah utama untuk mengetahui solusi dalam diri adalah dengan menyadari perubahan-perubahan kecil karena dapat menjadi pertanda dari gejala kecemasan yang jika sudah dapat dikendalikan harus mendapat pertolongan profesional. *(Sayida)