IPM.OR.ID., JEMBER – Peringati HAKTP, Bidang Ipmawati Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PP IPM) menjalin mitra dengan Rutgers Indonesia, berkolaborasi dengan Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PW IPM) Jatim dan Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PD IPM) Jember peringati Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (HAKTP) 2022.
Dalam kegiatan kolaborasi tersebut, IPM Jatim menggelar Workshop dengan tema, Sadari dan Berani: Pelajar Melek Literasi HKSR dan Kekerasan Berbasis Gender yang diikuti oleh siswa dan siswi perwakilan SMP, SMA sederajat, dan panti asuhan se-kabupaten Jember di Universitas Muhammadiyah Jember pada (10-11/12/22)
Kegiatan dibuka oleh Ketua Umum PDM Jember, H. Kusno S.Ag, M.Pd.I, ia mengatakan bahwa Jember ini menjadi tempat pilihan acara, artinya ada yang perlu dibenahi dan IPM harus sadar dan mampu membenahi anggapan masyarakat tentang gender melalui kadernya.
“Diskriminasi, paksaan, dan kekerasan merujuk pada gender masih terjadi di seluruh kehidupan, diseluruh dunia. Maka, adanya kegiatan ini sebagai wadah bagi pelajar untuk memahami bagaimana konsep dari HKSR dan kesetaraan gender”, ucap Jasmine, ketua bidang ipmawati IPM Jember.
Selaras dengan hal itu, Laila Hanifah Ketua Bidang Ipmawati PP IPM menyampaikan bahwa isu HKSR dan Kekerasan Berbasis Gender jangan dianggap tabu, bahkan harus dikenalkan sedini mungkin kepada pelajar karena kedua isu ini sangat dekat dengan remaja.
Untuk mengukur pemahaman peserta, fasilitator menyiapkan pre dan post test. Tidak hanya itu, fasilitator juga mengadakan assessment terhadap peserta dengan harapan setelah kegiatan ini nantinya PP IPM akan menerbitkan platform pengaduan sebagai follow up dari pembentukan PCI sebagai respon atas permasalahan tentang isu kekerasan, bullying, dan permasalahan lainnya yang sering terjadi di ranah pelajar
Dilihat dari respon peserta terhadap isu yang dibahas, mereka sangat antusias mengikuti rangkaian kegiatan dari awal hingga akhir. Farha Ciciek Pendiri Komunitas Tanoker Ledokombo, Jember dan juga sebagai narasumber pada workshop kali ini berterima kasih kepada IPM karena telah memperhatikan isu kekerasan berbasis gender dalam proses kaderisasinya karena menjadi hal dasar yang humanistik, bahwa keadilan semesta itu harus dimulai salah satunya adalah adanya kesetaraan laki-laki dan perempuan.
“Saya senang dengan semangat peserta, kebanyakan mereka sangat aktif dalam di forum prosesnya juga berlangsung secara baik sesuai yang saya harapkan. Kegiatan ini “Its a good start, dalam rangka kaderisasi di IPM karena perlu dikawal terus. Meskipun waktu yang sangat singkat tapi metode yang digunakan bukan ceramah, tapi bermain peran sehingga mereka ikut merasakan apa yang sedang terjadi di masyarakat sekarang ini”, pungkas Farha.
(san)