IPM OR ID., Surakarta– Sidang Pleno I Muktamar ‘Aisyiyah ke-48 berlangsung di Auditorium Djazman, Universitas Muhammadiyah Surakarta pada Minggu (6/11/2022). Menanggapi sidang tersebut, Laila Hanifah Ketua Bidang Ipmawati Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PP IPM) mengatakan perlunya melibatkan remaja dan kader putri. Terutama dalam isu stunting, pencegahan perkawinan anak, pemberdayaan ekonomi serta gerakan kultural lainnya.
Pihaknya juga mendorong kader Aisyiyah untuk berkiprah pada bidang politik baik di legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Hal ini bertujuan sebagai langkah strategis dalam upaya pemetaan kader, penguatan ideologi dan kapasitasnya dalam bidang tersebut.
Selain itu bidang ipmawati juga mengusulkan agar memperbanyak muballigh perempuan Muhammadiyah yang sesuai dengan spirit beragama. ”Misalnya dengan memasukkan muatan ke Aisyiyahan pada Darul Arqom di ortom-ortom untuk kader putri,” ucap Laila.
Menurut pihaknya, Integrasi sistem pelaporan dan koordinasi antara PCI (Peer Konselor IPM) dan Pusbakum Aisyiyah sebaiknya memanfaatkan platform digital.
Secara teknis, lanjut Laila, mendorong kaderisasi peneliti dan saintis muda perempuan di Aisyiyah, menguatkan upaya mitigasi bencana dan aksi lingkungan hidup, memperbanyak sumber-sumber literatur yang membahas gerakan Aisyiyah. ”Misalnya dengan mendorong penelitian mengenai Aisyiyah,” tutur bidang ipmawati.
Di akhir, Laila menjelaskan PP IPM berencana akan mengarusutamakan konsep ‘Menyambut Baik Risalah Perempuan Berkemajuan’ ke dalam buku pedoman yang serupa dalam konteks pelajar dan pemuda.
Sebab paham keagamaan yang konservatif dan liberal masih marak di ruang-ruang digital. Hal ini tidak sejalan dengan dengan paham Islam Wasathiyah Berkemajuan. Dengan demikian, upaya ini perlu dimulai dari pelajar tingkat sekolah. (*Vyr)