Sarasehan Bidang PKK IPM se-Indonesia Wujudkan Sekolah Sebagai Wahana Kreativitas dan Kewirausahaan Pelajar

Sarasehan Bidang PKK IPM se-Indonesia Wujudkan Sekolah Sebagai Wahana Kreativitas dan Kewirausahaan Pelajar

BeritaPP IPM
4K views
Tidak ada komentar

Sarasehan Bidang PKK IPM se-Indonesia Wujudkan Sekolah Sebagai Wahana Kreativitas dan Kewirausahaan Pelajar

BeritaPP IPM
4K views

IPM.OR.ID – Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PP IPM) menyelenggarakan Sarasehan Bidang Pengembangan Kreatifitas dan Kewirausahaan (PKK) edisi Hari Pendidikan dengan tema “Mewujudkan Sekolah Sebagai Wahana Kreativitas dan Kewiraushaan Pelajar” pada Jumat (20/05/22). Kegiatan yang diikuti oleh 58 partisipan yang berasal dari perwakilan Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PW IPM) se-Indonesia ini diselenggarakan melalui teleconference zoom meeting dan turut dihadiri oleh Nashir Efendi (Ketua Umum PP IPM), Muhammad Muchlas Rowi (Komisaris Independen Jaminan Kredit Indonesia), M. Arief Budiman (Sekretaris Jendral Indonesia Creative Cities Network), dan Hafshoh Mubarok (Ketua Surabaya Creative Cities Network).

Kegiatan sarasehan dimulai dengan pengantar oleh Imam Sholehudin (Ketua PP IPM Bidang PKK) dan dilanjutkan dengan sambutan oleh Nashir Efendi (Ketua Umum PP IPM). Selepasnya, Muchlas Rowi (Komisaris Independen Jaminan Kredit Indonesia) menyampaikan keynote speech yang kemudian dilanjutkan dengan diskusi bersama M. Arief Budiman (Sekretaris Jendral Indonesia Creative Cities Network) dan Hafshoh Mubarok (Ketua Surabaya Creative Cities Network).

Imam Sholehudin (Ketua PP IPM Bidang PKK) dalam pengantarnya menegaskan bahwa hadirnya bonus demografi menjadi peluang yang dimiliki anak muda Indonesia dalam mengambil peran pergerakan dunia kreativitas ini. Menurut Imam, tentunya ruh anak muda itu adalah kreativitas. Jika anak muda tidak memiliki kreativitas maka bagaikan pedang yang tumpul.

Tak kalah menarik, Nashir Efendi (Ketua Umum PP IPM) dalam sambutannya menceritakan bahwa pada edisi pendidikan ini kita ditekankan supaya belajar tidak hanya fokus masalah kognitif saja seperti menghafal dan berhitung.

“IPM bisa menjadi kendaraan yang diarahkan tidak hanya keilmuan pengetahuan tetapi adanya spirit kemandirian dan kewirausahaan maka pendidikan kewirausahaan bisa merubah mindset anak muda yang konsumtif menjadi yang produktif,” jelas Nashir.

Muchlas Rowi (Komisaris Independen Jaminan Kredit Indonesia) sebagai keynote speaker pada diskusi tersebut menyampaikan pesan penting. Menurut Muchlas, IPM harus bisa kreatif dan tidak boleh antipati terhadap perkembangan teknologi. Muchlas lebih lanjut juga menceritakan perusahaan Nokia yang awalnya menjadi raja dalam perniagaan tetapi sekarang sudah tidak menjadi perusahaan besar karena tidak mau beradaptasi dengan perkembangan zaman.

“Kewirausahaan itu bukan hanya berdagang melainkan berbicara mengenai peluang yang bisa diambil untuk kemaslahatan umat dan masyarakat, tentunya IPM harus membangun core comptetitive sehingga bisa bersaing di dunia luar,” ujar Muchlas.

Muchlas Rowi juga memberikan amanat bahwa kader IPM se-Indonesia harus mempersiapkan diri melihat skill yang akan dibutuhkan dikemudian hari untuk menjadi pemenang di kala bonus demografi. Tentunya tak lupa beliau mengamanatkan bahwa hadirnya teknologi yang berkembang cepat ini menjadi peluang untuk anak muda.

Kegiatan berlangsung khidmat. Terlebih ketika proses diskusi berjalan. Arif Budiman (Sekretaris Jendral Indonesia Creative Cities Network) memberikan materi mengenai cara giat berwirausaha kreatif. Menurut Arif, hal tersebut bisa dimulai dari niat yang teguh, cara menangkap peluang bisnis, dan mengerjakan bisnis karena Allah.

“Mengenai perbedaan kaya dan miskin hanya bisa dilihat ketika mereka memengang uang. Orang kaya ketika memegang uang akan dialokasikan kepada memberi sesama. Tetapi orang miskin ketika memegang uang hanya dikumpulkan saja dan selalu merasa kurang,” kata Arif.

Arif Budiman juga menyebut bahwa Indonesia saat ini sedang krisis pengusaha, apalagi hadirnya COVID-19 yang membuat pengusaha di Indonesia semakin surut, maka dari itu kita harus menjadi pengusaha untuk membuka lapangan pekerjaan. Dalam waktu yang berdekatan, pemaparan materi dan diskusi oleh Hafshoh Mubarok (Ketua Surabaya Creative Cities Network) juga tidak kalah menarik.

Hafshoh Mubarak selaku pemateri terakhir menceritakan mengenai bergerak berjamaah menjadi lebih tepat dan jauh memberikan efek. Maka dari itu ketika berbisnis harus berbasis komunitas. “Kolaborasi adalah hal yang sekarang harus dimiliki jika ingin saling membesarkan. Semakin banyak apa yang kita gandeng maka semakin jauh perjalanan yang bisa dijalani,” tutup Hafshoh.*(iant)

Tags: , ,
Wujudkan Visi Menjadi Bacaan Berkualitas, PP IPM Tunjuk Pimpinan Baru Majalah Kuntum
Usung Pelajar Progresif, IPM Kabupaten Pekalongan Gelar Pelantikan
Mungkin anda suka:
Advertisement

[adinserter name=”Block 2″]

Suka artikel ini? Yuk bagikan kepada temanmu!

Terpopuler :

Baca Juga:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Fill out this field
Fill out this field
Mohon masukan alamat email yang sah.