IPM.OR.ID., PEKALONGAN – Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PD IPM) Kabupaten Pekalongan menggelar Talkshow Kepenulisan untuk tanamkan jiwa penulis dalam rangka pelantikan dan Rapat Kerja Daerah (RAKERDA) pada Ahad, (22/5/22) di Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan, Jawa Tengah.
Rangkaian Kegiatan Pelantikan PD IPM Kabupaten Pekalongan tidak hanya sebuah esensi janji melainkan aksi dan bukti nyata untuk seluruh kader pelajar Muhammadiyah Kabupaten Pekalongan dengan mengangkat tema Talkshow Kepenulisan ‘Menulis: Aksi Mengubah Dunia Melalui Tulisan.’
Pada kesempatan kali ini, PD IPM Pekalongan menghadirkan narasumber kepenulisan langsung dari CEO IBTimes.ID, Nabhan Mudrik Al-yaum yang saat ini juga menjabat sebagai Ketua Bidang Perkaderan Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PP IPM) bersama Pimpinan Redaktur Kalimahsawa.id, Izzul Khaq.
“Berbicara tentang menulis, bermula dari nonton film laskar Pelangi lalu membaca versi novelnya. Ternyata, membaca novel lebih mengena dari sisi emosional dan nilai-nilai yang ingin disampaikan oleh penulis,” ucap Nabhan.
“Menulis bisa bercerita lebih mendalam dan mampu mengekspor perasaan lebih jauh, ” imbuhnya.
Pemateri yang akrab dipanggil mas Nabhan memberikan tips menulis kepada peserta untuk mengawali dengan bercerita atau mengungkapkan perasaan melalui Twitter karena insight lebih luas dan cerita yang menarik, sehingga mampu mempengaruhi orang lain.
Menulis bisa kita mulai dari menorehkan kegelisahan dan menjawabnya untuk diri kita sendiri.
“Jatuh bangunnya peradaban itu terlahir dari penulis dan pembaca yang ulung, berawal membaca negeri lima menara dan menjadi ketertarikan saya dalam dunia kepenulisan saat ini,” ucap Izzul.
Ia juga menegaskan bahwa peradaban manusia dari dulu adalah menulis dimana saja. Menulis tentang menyebarkan informasi yang benar dan transparan.
Dalam kesempatan lain, peserta talkshow mendapatkan kesempatan bertanya “Saya sering menulis dan memiliki draf hasil karya menulis tapi tidak kunjung selesai dalam menulis. Bagaimana cara menulis dengan ide utuh dan menyelesaikan tulisannya?” Tanya Deya Sofia pada saat sesi tanya jawab.
Pasalnya, setiap orang mampu menyalurkan ide kreativitasnya yang muncul dalam sebuah tulisan. Sehingga, hal tersebut tidak mengenal tempat untuk bekerja, mandi, bahkan salat.
Mengenai hal ini, jika dalam proses menulis atau mengetik sebuah ide sudah stagnan, maka dapat dilakukan dengan cara istirahat sejenak atau melanjutkan di waktu lain.
Namun, apabila tidak dapat menemukan penutup dalam sebuah tulisan yang sudah dirangkai dan selesai sampai saat itu, kemudian segera kirimkan tulisannya.
Selain itu, dengan membaca berbagai tulisan juga bisa menambah kosa kata kita dalam menulis membuat kita dapat lebih mendetail dari seluruh indera sehingga bisa bekerja dan menulis lebih mendalam.(Kamila/san)