Tampil Memukau, Berikut Kilas Balik Penampilan Padus Mahasiswa Gema Surya Suara
IPM.OR.ID., PURWOKERTO – Pembukaan Muktamar XXII IPM yang dilangsungkan di Auditorium Ukhuwah Islamiyah Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Jawa Tengah pada Jumat (26/03/2021) menjadi ajang beberapa penampilan kebudayaan. Salah satunya penampilan Paduan Suara Mahasiswa Gema Surya Suara.
Pembina Paduan Suara Mahasiswa Gema Surya Suara Pratik Hari Yuwono bercerita dalam pemilihan personil paduan suara yang tampil di Pembukaan Muktamar XXII IPM berdasarkan jauh-dekatnya daerah asal personil.
“Guna mencegah penyebaran COVID-19 dan mempermudah latihan paduan suara, kami mengutamakan personil yang berdomisili di daerah Purwokerto dan sekitarnya,” jelas Pratik.
Selain itu, personil paduan suara ini terdiri dari angkatan 2018, 2019, dan 2020.
Pratik juga menjelaskan jika dalam proses latihan paduan suara ini memiliki banyak kendala.
Kendala yang terjadi adalah pelatih harus melatih dari dasar karena terdapat anggota baru dan juga beberapa anggota lama yang sudah lama tidak berlatih sehingga lupa bagaimana teknik-teknik paduan suara yang benar.
“Hal ini memang menjadi kendala bagi kami, terlebih pelatih utama paduan suara sedang sakit, sehingga mau tidak mau para personil paduan suara harus berlatih secara mandiri,” terang Pratik.
Pria yang menjabat sebagai Pembina Paduan Suara Mahasiswa Gema Surya Suara ini menjelaskan jika proses latihan tim paduan suara ini memakan waktu selama tiga minggu empat hari, tiap hari Selasa, Kamis, dan Sabtu.
Dikarenakan mengambil tema kebudayaan, Pratik mengatakan jika para personil paduan suara yang tampil tersebut mengenakan kostum tradisional yang menginterpretasikan berbagai etnis di berbagai daerah di seluruh Indonesia. “Pemilihan kostum sendiri kami pilih menggunakan pakaian adat agar menyesuaikan Muktamar IPM yang diikuti kader IPM di seluruh Indonesia,” jelasnya lagi.
Dalam penampilan paduan suara di Pembukaan Muktamar XXII IPM, para personil Paduan Suara Mahasiswa Gema Surya Suara membawakan lagu “Lenggang puspita” ciptaan Guruh Soekarno putra yang diaransemen Bambang Waluya, lalu ada Medley lagu daerah (Kampuang Nan Jauh Di mato, Sumatera barat/Minangkabau;Padhang Wulan, Jawa tengah; Cacamarica/anak kambing saya,NTT; Ampar-Ampar Pisang, Kalimantan Selatan; Angin Mamiri, Sulawesi Selatan; Yamko Rambe Yamko, Papua yang diaransemen oleh Dimas Dwisardi Putra. *(inas)