IPM.OR.ID, Surabaya – Guna berikan ruang berkarya untuk kader Ikatan Pelajar Muhammadiyah se-Indonesia, Pimpinan Pusat IPM gelar Festival Sains, Kamis (17/10/2018). Acara yang juga bertajuk semarak Muktamar 21 IPM ini, menyuguhkan berbagai kegiatan. Mulai dari Call For Paper, Bedah Buku, hingga Festival Teknologi. Festival Sains tingkat nasional ini juga dimeriahkan oleh Kader IPM se-Indonesia, yang begitu jelas terlihat memadati Auditorium Mall BG Junction Surabaya.
Ketua Umum PP IPM, Velandani Prakoso mengucapkan terimakasih kepada kader IPM se-Indonesia yang turut memanfaatkan ruang yang diberikan, serta memeriahkan semarak Muktamar 21 IPM. Ucapan Terimakasih juga tersampaikan untuk rekan panitia lokal yang sudah menyukseskan kegiatan ini. “48 naskah kami terima, dan disini terdapat 3 panelis yang siap untuk meriview karya teman teman semua dan ada juga Festival teknologi yang akan diarahkan oleh mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh November dan Universitas Negeri Malang,” ungkap Ipamawan Andan.
IPM bahwasanya, lanjut Andan, telah menginjak usia ke 57 tahun merupakan usia yang cukup matang untuk melebarkan dan meninggikan sayapnya agar terus terbang. Ucapan semangat berbagi dan berkolaborasi juga terucap dan keharusan IPM berperan untuk memberikan Identitas, hingga ajakan bergerak bersama untuk IPM dan Muhammadiyah kedepan.
Sudarusman Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 10 Surabaya selaku Penanggung Jawab Panitia Lokal juga mengucapkan terimakasih sudah diberikan kesempatan untuk turut membantu dalam memberi ruang kader IPM se-Indonesia. “Dalam diri IPM terdapat genarasi-generasi yang kreatif dan Inovatif. Terdapat gen berani berkompetitor dan terus menerus memecahkan problem pada dirinya sendiri dan sekitarnya. tidak mudah lelah maupun capek,” jelas Pak Sudar panggilan akrab dari siswanya.
Untuk menghadapi persaingan terbuka, lanjutnya, IPM tidak lagi berbicara program jangka pendek. Hal itu yang membuat Kader IPM dapat berada dilingkungan manapun serta mewarnai berbagai kegiatan dengan terobosan baru. Sebelum menutup pak sudar juga menegaskan IPM dapat memberi peluang dan memberi kesempatan bagi Orang lain.
Senada dengan itu, Arifan Ayahanda Pimpinan Daerah Muhammadiyah Surabaya juga menegaskan Kader IPM ketika keluar dari sekolah harus bisa bergerak dengan kakinya sendiri, tidak bergantung dengan pihak luar. “Saatnya IPM menjadi pemain negeri sendiri,” tegasnya. Sebelum menutup beliau berpantun dengan khas Suroboyoan yang langsung mendapat tepuk tangan dari para undangan, ‘Tuku pelem mbek keju IPM pasti Maju’.
Hadir juga Kementriani Pendidikan dan Kebudayaan sebagai Keynote Speaker, Peserta Call For Paper, Pelajar Muhammadiyah se-Surabaya serta ketiga Panelis; Moh. Mudzakir penulis buku ‘Politik Pendidikan’, Azaki Khoirudin penulis buku ‘Demi Pena’, dan Diyah Puspitarini Ketua Umum PP Nasyiatul Aisyiyah. *(Ayunda)