IPM.OR.ID., YOGYAKARTA – Memasuki usia yang ke-60, Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PP IPM) adakan Milad 60 IPM. Dalam rangka merayakannya, PP IPM gelar Simposium Milenial yang bertajuk “Kader IPM:untuk Umat, Bangsa, dan Negara” yang mendatangkan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti. sebagai pembicaranya. Kegiatan ini dilaksanakan pada Sabtu (24/07/2021) melalui teleconference zoom meeting dan disiarkan langsung melalui Instagram Live dan YouTube.
Pada kesempatan ini, Ketua Umum PP IPM Hafizh Syafa’aturrahman mengungkapkan bahwa selama 60 tahun IPM ini mengalami berbagai macam permasalahan yang begitu luas. Permasalahan klasik seperti perpeloncoan, pembulian, kesenjangan pendidikan, dan juga permasalah lainnya yang masih belum terpecahkan. “Tak hanya itu saja, tapi kini pelajar juga harus menghadapi permasalahan di mana bagaimana sekarang pelajar bisa mengungguli di dunia teknologi,” ujar Hafizh.
Lebih lanjut, Hafizh mengatakan bahwa IPM selama 60 tahun ini sudah mengalami banyak pengalaman yang luar biasa. Kehadiran IPM pada awal dibentuk, yakni pada tahun 1961 terbentuk dari bagian konflik yang terjadi di tahun 1950-1960. “Dari situlah, menjadi masuk akal jika IPM harus hadir sebagai gerakan dakwah di kalangan pelajar,” kata Hafizh.
Hafizh pun menjelaskan lebih jauh bagaimana perubahan paradigma IPM dari tahun ke tahun dan bagaimana IPM menghadapi permasalahannya. Ia menuturkan bahwa di setiap roda organisasi itu memiliki permasalahan yang berbeda-beda. “Dengan demikian, di usia IPM yang ke-60 ini membuat para kader IPM bertanya-tanya terkait 12 pergerakan IPM ini begitu berubah,” tutur Hafizh.
Pada milad kali ini, Hafizh banyak memberikan harapan-harapannya kepada IPM dan kader-kadernya. Ia berharap jika kader IPM bisa mentransformasikan gerakan. Dalam hal ini, bukan dalam konteks gerakan secara organisasi, melainkan secara konteks individual kader IPM sebagai anggota.
Jika dibedah lebih dalam, milad kali ini bisa merefleksikan pribadi kader IPM dalam membentuk kesadaran pribadi sebagai kader Muhammadiyah, umat, dan bangsa. “Melalui milad kali ini kader-kader IPM mampu mentransformasikan bahwa IPM bukan lagi milik pelajar secara label Muhammadiyah, melainkan milik pelajar yang ada di seluruh Indonesia,” ujar Hafizh.
Selain itu, Hafizh menuturkan bahwa kader IPM harus mampu menginklusifkan gerakan, memberdayakan, dan memberi dampak yang luas bagi masyarakat luas. “Penting bagi kader IPM untuk memiliki kesadaran berpikir yang luas, jangan melihat secara kecil saja sebagaimana kita tampak seperti katak dalam tempurung,” tutur Hafizh.
Di akhir sambutannya, Hafizh mengajak para kader IPM untuk saling bekerja sama dalam membangun bangsa ini. Ia berpesan jika kebaikan yang dilakukan di masa sekarang tak hanya untuk kebaikan diri sendiri, melainkan sebagai bentuk kepedulian terhadap persyarikatan dan bangsa.
“Perlu bagi kita untuk membesarkan hati dan pikiran bahwa kita ini sudah besar dan saatnya untuk memberikan manfaat yang lebih besar. IPM ini besar, maka biarkanlah IPM mengibaskan sayapnya sehingga kibasannya bisa dirasakan di seluruh semesta ini,” tutup Hafizh. (*inas)