Yogyakarta- Dari data Hisab tim Ahli Hisab Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang dipimpin Wakil Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Oman Fathurohman mendapatkan, bahwa penetapan awal Syawal atau Idul Fitri hanya akan terdapat 2 kali perbedaan selama sepuluh tahun mendatang.
Menurut Oman, sedikitnya perbedaan penetapan Syawal tersebut juga diikuti oleh awal Ramadhan, yang juga hanya akan terdapat 2 perbedaan dalam penetapannya walaupun berbeda tahunnya. Perbedaan untuk awal syawal hanya akan terjadi pada tahun 2019 dan 2023 Masehi atau 1440 dan 1444 Hijriah. Sementara itu untuk Ramadhan, akan terjadi perbedaan pada 2018 dan 2024 Masehi atau 1439 dan 1445 Hijriah.
Tetapi lanjut Oman, perbedaan dan persamaan penetapan awal Ramadhan dan Syawal tersebut juga masih tergantung pada konsistensi Muhammadiyah dan Pemerintah dalam meletakkan perhitungannya. “Kemungkinan kesamaan dan perbedaan diatas merujuk pada sistem perhitungan yang digunakan Muhammadiyah dan Pemerintah saat ini, apabila nanti Pemerintah atau Muhammadiyah mengganti dasar perhitungan, maka hitungan di atas bisa berubah,” katanya di gedung PP Muhammadiyah Yogyakarta, Jum’at (18/7).
www.muhamamdiyah.or.id