IPM.OR.ID., BANYUMAS – Keberadaan media sosial menjadi tantangan sekaligus peluang bagi kehidupan generasi muda. Melihat ceruk ini, Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PD IPM) Banyumas mengadakan kegiatan Media School, pada Sabtu-Ahad (31-1/8-9/2024) di MI Muhammadiyah Karangtalun Kidul, Purwojati, Banyumas.
Dibuka di Gedung Dakwah Muhammadiyah Purwojati, kegiatan ini mengangkat tema “Scaling Up Media Skills for the Future of Student Digital Movement”. Berangkat dari tema tersebut, maka sedari awal tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengembangkan keterampilan kader-kader IPM di Banyumas dalam hal-hal yang berkaitan dengan media sosial.
“Kegiatan Media School ini bertujuan untuk memberikan wadah, wawasan, dan pengetahuan yang lebih mendalam mengenai dunia jurnalistik, videografi dan fotografi, serta desain grafis kepada peserta supaya dapat memahami teknik-teknik dalam dunia media sosial,” kata Ketua Panitia Media School Alizah Rimanan Attaudy.
Alizah juga berharap semoga melalui pelatihan ini para peserta dapat memperoleh wawasan baru yang dapat diimplementasikan dalam keseharian dan di lingkungan masing-masing. Hal ini didasari dari penggunaan media sosial yang semakin menjamur di kalangan anak muda.
Menurut survei, Indonesia menduduki peringkat terlama dalam berselancar di internet, yakni 7 jam 28 menit. Ketua Umum PD IPM Banyumas Eky Fahmi Sjahranie memandang hal tersebut sebagai dua kabar yang datang secara bersamaan, kabar baik juga kabar buruk.
“Baik jika dalam penggunaan internet digunakan secara bijak sehingga tidak ketergantungan atau bahkan buruk ketika penggunaan internet digunakan secara berlebihan. Oleh karena itu, PD IPM Banyumas melihat peluang ini berupaya untuk mewadahi teman-teman pelajar agar dapat mengembangkan potensinya dalam dunia digital, bukan hanya itu tetapi juga dapat menjadi jalan dakwah bagi kader IPM,” ujar Eky.
Dakwah di dunia digital bukanlah hal yang asing lagi bagi kita, alih-alih dakwah itu dilakukan di masjid-masjid, dakwah Islam justru dilakukan via media sosial, seperti Instagram, TikTok, Facebook, Twitter, dan lain sebagainya. Bagaimana tidak, keadaan pasar dianggap sudah beralih, keberadaan generasi Z dan Alpha sebagai penerus bangsa sudah banyak yang menggunakan media sosial dalam kehidupan mereka.
Dalam menutup sambutannya, Eky mengutip perkataan Kyai Tafsir, Ketua Umum Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah mengenai dakwah via media sosial ala milenial.
“Kalau kata Kyai Tafsir, dakwah IPM harus berbeda dengan dakwah Muhammadiyah, kalau dakwah Muhammadiyah itu di masjid-masjid, maka dakwah IPM adalah dakwah milenial, dakwah yang digemari oleh kalangan muda-mudi, sehingga IPM dapat terus maju dan berkembang. Maka, mari kita usahakan dengan sebaik mungkin spirit dakwah ala milenial ini!” pungkas Eky. *(yud)