IPM.OR.ID , MARTAPURA – Sambut Musyawarah Wilayah (Muswil) XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah Kalimantan Selatan, Tim Materi adakan Kajian Intelektual Rutin (Kantin), Jumat (26/4/2019). Bertemakan Strategi Struktural VS Strategi Kultural, narasumber dihadirkan langsung dari Pimpinan Pusat IPM.
Melihat generasi milenial lebih menyukai strategi kultural, Muhammad Abid Mujaddid Ketua PP IPM Bidang Advokasi berikan terobosan dengan membuat struktural yang fleksibel dan tidak kaku. Ia juga menegaskan strategi struktural dan kultural ini bisa diterapkan secara bersamaan di IPM, dengan komunitas kreatif sesuai based on hobby pelajar di Kalimantan Selatan.
“Strategi struktural dan kultural ini mampu dikombinasikanpada gerakan IPM, dengan komunitas kreatif sesuai based on hobby pelajar disini dan sentuhan kearifan lokal akan menjadikan strategi dakwah IPM Kalsel makin menemukan poinnya,” pungkas Abid.
Kajian seperti ini harus diasah, lanjutnya, supaya menjadi lebih tajam dan dipahami untuk mengetahui kemana strategi dakwah yang digunakan. Kultural bisa dari permasalahan akar rumput lalu dijadikan komunitas. Strukturalnya dapat mengupayakan pembentukan komunitas yang dinamis.
“Paling penting adalah strategi ini mampu mentransformasikan 3 hal yaitu individu, sosial dan budaya sesuai arah kebijakan IPM 2018-2020,” jelasnya.
Senada dengan itu, Firdaus Ketua Tim Materi juga mendukung membentuk komunitas dakwah yang dapat diterima millenial.
“Dari hasil kajian tim materi, bahwa dalam berorganisasi kita tak selalu kaku dengan strategi struktural namun kita juga bisa menerapkan strategi kultural seperti membentuk komunitas agar dakwah kita dapat diterima kalangan generasi Milenial” ungkap IPMawan Firdaus selaku ketua tim materi.
Terlihat antusias peserta Muswil dengan menyampaikan pendapat dan ide-ide secara langsung kepada pemateri di Aula (tempat acara).*(Fadia)