Sebuah kabar baik lagi-lagi hadir di tengah pandemi seperti ini. Pada hari Sabtu (29/01/22) lalu, salah satu kader Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Sofyan Faisnanto beserta tim berhasil meraih penghargaan juara ketiga di dalam lomba Commentary Video Zulkifli Hasan (Zulhas) Award.
Zulhas Award sendiri adalah sebuah bentuk ikhtiar dari Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan sebagai upaya untuk mengampanyekan dan juga menyuarakan narasi-narasi yang berkaitan tentang Islam Tengah.
Dalam menemukan ide dan gagasan untuk membuat commentary video, Fais mengungkapkan ia beserta tim menggalinya dari berbagai referensi.
“Referensi terus kami gali, dan juga kami matangkan secara bersama-sama. Salah satu sumber yang kami angkat adalah narasi Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengenai Moderasi Islam dan Keindonesiaan,” jelas Faiz.
Fais pribadi menyampaikan bahwa hal yang paling berkesan selama proses produksi adalah semangat gotong royong yang ada di dalam tim, yang mana budaya luhur bangsa Indonesia itulah yang menjadi bahan bakar semangat mereka dalam berkarya.
“Berangkat dengan latar belakang tim yang berbeda-beda tapi kita saling mengisi dan terus belajar untuk menutupi kekurangan. Semangat cipta, rasa dan karsa itulah yang bagi kami dapat disimpulkan membawa dampak berkarya yang menggembirakan,” ungkap Fais.
Di dalam sebuah proses pastilah ada kendala yang harus dihadapi, itulah yang dialami Fais beserta tim selama proses produksi commentary video itu, entah itu secara teknis maupun non teknis. Namun, Fais beserta tim mempercayai bahwa proses yang baik, akan membuahkan hasil yang baik pula, dan ittikad itulah yang kemudian mereka jadikan motivasi untuk menghadapi segala kendala dan juga hambatan yang dialami.
Kader IPM yang sedang mengenyam pendidikan di Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) ini berterus terang bahwa tujuan mereka mengikuti Zulhas Award ini awalnya hanya untuk iseng-isengan saja, untuk mengisi waktu senggang mereka. Kesempatan menjadi juara ia anggap sebagai rasa bonus dari rasa isengnya beserta tim yang sangat disyukurinya.
Di akhir wawancara, Fais berharap bila pengalamannya tersebut bisa ditularkan kepada teman-teman IPM di mana saja. Lalu, ia juga menambahkan bahwa kita sebagai pelajar haruslah percaya terhadap proses, bahwa setiap pembelajar itu mempunyai potensi dan keahliannya masing-masing, dan bagaimana kita sebagai yang memiliki potensi itu bisa memaknainya dengan bijak.
“Wahana kreativitas itu sungguh luas, dan waktu itu adalah momentum nya. Salurkan energi terbaiknya untuk hal-hal positif, terus lakukan yang terbaik, berikan yang terbaik, dan jadilah pemenangnya,” tutup Fais yang akhirnya mengkhiri wawancara yang dilakukan via WhatsApp. *(Yud)