IPM.OR.ID., JAKARTA – Sesi pertama dari “Round Table Discussion with Young Journalists II” yang telah diselenggarakan pada 26 Juli 2025, sukses membahas strategi industri tembakau dalam promosi digital yang semakin kompleks. Sesi ini mengupas tuntas evolusi iklan tembakau, berbagai bentuk TAPS digital yang seringkali tidak kasat mata, serta studi kasus promosi terselubung yang marak di media sosial.
Asnil Bambani Amri dari Aliansi Jurnalis Independen, sebagai salah satu narasumber, menyoroti pentingnya penulisan isu kesehatan publik untuk advokasi. Pemaparannya memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana jurnalis muda dapat menjadi agen perubahan melalui karya-karya jurnalistiknya.
“Jurnalis muda perlu mengasah teknik penulisan feature dan opini yang berfokus pada isu TAPS, menggunakan data kesehatan dalam narasi jurnalistik, serta membangun angle yang kuat untuk menarik empati dan dukungan pembaca,” jelasnya.
Pemasaran dan promosi produk tembakau melalui TAPS terus menjadi tantangan serius di Indonesia, terutama karena menyasar kelompok muda melalui berbagai saluran, termasuk media digital. Praktik ini berkontribusi pada normalisasi konsumsi rokok, yang berdampak besar terhadap kesehatan publik. Oleh karena itu, pemahaman mendalam tentang strategi ini menjadi krusial bagi jurnalis muda.
Melalui forum ini, para peserta dapat mengenali pola dan teknik promosi tembakau yang sering kali tersembunyi di balik konten kreatif. Kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat kapasitas kritis jurnalis muda dalam membaca strategi industri tembakau yang kian kompleks. Dengan demikian, jurnalis muda dapat lebih efektif dalam membantu menciptakan ekosistem informasi yang sehat dan berpihak pada kepentingan generasi muda serta kesehatan masyarakat secara keseluruhan. *(Say)