IPM.OR.ID, SIDOARJO – Kiprah 57 tahun IPM memang luar biasa. Telah melahirkan banyak tokoh dan kontribusi masyarakat. Apresiasi ini disampaikan oleh Presiden RI Joko Widodo pada pidatonya saat Pembukaan Muktamar XXI IPM di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo pada Senin siang (19/11).
Presiden Jokowi pun memberikan contoh tokoh-tokoh yang berperan bagi persyarikatan dan bangsa. “Ada Pak Haedar Nashir, Ketua Umum PP Muhammadiyah. Ada Pak Busyro Muqoddas, Mantan Ketua KY dan pernah menjadi Ketua KPK. Ada Pak Hajriyanto Tohari, Duta Besar di Beirut (Lebanon),” kata Jokowi.
Selain memberikan apresiasi, ia juga mengingatkan bahwa generasi digital harus memberikan perhatian dalam menghadapi dunia digital yang memiliki banyak sisi baik sekaligus buruk. “Jangan sampai kita kehilangan karakter keindonesiaan. Jangan sampai kita kehilangan karakter keislaman kita. Indonesia adalah negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia. Kita tahu negara kita adalah negara besar. Sukunya berbeda-beda. Negara ini memang berbeda, warna-warni, sangat bhinneka,” tandas Jokowi seraya membandingkan suku di Afghanistan yang hanya berjumlah 7 suku, sementara kita 714 suku.
Sementara itu, menghadapi pertarungan, persaingan, dan kompetisi antar negara yang semakin ketat Jokowi menegaskan optimismenya. “Kader-kader IPM tidak perlu takut kita bersaing dengan negara lain, tak perlu takut kita berkompetisi dengan negara lain,” kata Jokowi.
Di akhir pidatonya, Jokowi juga menyelipkan pesan untuk melanjutkan perjuangan di Muhammadiyah. “Jangan lupa ada yang jadi Ketua PP Muhammadiyah, Ketua PP Aisyiyah,” kelakar Jokowi. (nab)