IPM.OR.ID, SIDOARJO– Bertempat di ruangan kelas SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo, suasana siang selepas pembukaan dan launching logo Muktamar ke- 21 IPM disemarakkan oleh 22 peserta untuk mengikuti materi “Jurnalistik Umum” dari Dian Rahma. Dian Rahma yang hadir bersama kedua anaknya tetap semangat memberikan ilmu-ilmu kejurnalisan beliau pada kegiatan Kopdar Media IPM Jawa Timur Sabtu siang (29/9).
Hingga saat ini beliau pun masih tetap aktif sebagai Pimpinan Ranting Aisyiyah (PRA) di tempat beliau bermukim. Selain di PRA, beliau juga aktif di Lembaga Informasi dan Komunikasi (LIK) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur.
Dian Rahma datang sebagai pemateri karena pengalaman beliau dalam dunia media yang digelutinya sejak belia. Sejak muda, Dian Rahma sudah memulai menggeluti keaktifannya di Muhammadiyah dari Ikatan Remaja Muhammadiyah (IRM), yang saat itu belum berganti nama menjadi Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) seperti saat ini.
Beliau turut mengajak kedua anaknya karena ada nilai-nilai pendidikan yang ingin beliau tanamkan kepada mereka, “Karena kan saya tidak pakai pembantu ya, kebetulan sekarang hari Sabtu, jadi anak-anak saya libur. Yang paling kecil sama neneknya, yang dua saya ajak biar mereka juga tau aktivitas saya. Jadi, bisa buat bekal masa depan mereka,” ungkapnya.
Kedua anak Dian Rahma yang masih berusia 8 dan 6 tahun bernama Syafa dan Faran. Sebelum mengisi materi, Dian Rahma mengajak keduanya untuk makan siang terlebih dahulu. Sebagai seorang aktivis perempuan islam, beliau tidak mengesampingkan perannya sebagai sosok seorang ibu tiga anak. Terlihat dari ketidakinginan beliau untuk merawat secara langsung anaknya tanpa seorang pembantu, di sela kesibukan kegiatannya.
Sementara itu, ketika Dian Rahma sedang bersemangat menyampaikan materi Jurnalistik Umum kepada para peserta, Syafa dan Faran duduk manis di kursi belakang beliau atau berlarian keluar. Meskipun jika dirasakan kehadiran anak akan mengganggu, tetapi Dian Rahma dengan sabar menanggapi anaknya ketika ingin meminta sesuatu di sela beliau berbicara. Bagi beliau, justru secara tidak langsung dapat mengajarkan kepada anak untuk bersikap menghargai dan sopan santun sejak kecil.
Keteduhan dan kesabaran Dian Rahma dapat mencerminkan kepada aktivis perempuan lainnya untuk tetap seimbang dalam berperan. Berperan kepada keluarga maupun masyarakat. Semoga kisah beliau menginspirasi aktivis perempuan yang double peran sebagai ibu. (adinta)
