IPM.OR.ID., Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PP IPM) bekerja sama dengan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI), Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI), dan Organization of Islamic Community (OIC) Youth Indonesia mengadakan webinar hubungan dan kerjasama internasional Non-Aligned Movement (NAM). Webinar ini bertemakan “Reviewing Indonesia’s Role As Agent of Peace in The Non-Aligned Movement Forum”.
Dimoderatori oleh Ketua Bidang Hubungan dan Kerjasama Internasional, Rosyad Faruq, webinar ini diadakan pada hari Jumat (5/11/21) melalui Zoom Meeting. Webinar yang membahas tentang hubungan dan kerja sama internasional NAM ini bertujuan untuk menguatkan kembali kesadaran dari makna Gerakan Non-Blok (GNB) di kalangan anak muda Indonesia, menumbuhkan relevansi Gerakan Non-Blok dan impact-nya terhadap dinamika global, dan Menekankan perlunya anak muda untuk mewarnai dinamika global dari berbagai sisi sesuai dengan minat dan bakat individu.
Webinar ini dibuka dengan pidato pembuka oleh Hilal Fathurrahman (Presiden dari NAM Youth Indonesia) yang juga adalah Sekretaris Pimpinan Pusat IPM. Selain itu webinar ini juga dihadiri oleh Fachrul Rozi selaku Komisi 1 DPD RI. Dalam webinar ini, Fachrul mengatakan bahwa Indonesia merupakan salah satu inisiator berdirinya GNB, dan anak muda mempunyai peran besar dalam mewarnai dinamika global melalui gerakan yang diinisiasi oleh anak muda. Fachrul Rozi juga menyatakan, dirinya sangat membuka pintu dan akan terus mendorong berbagai kegiatan anak muda dalam upaya penguatan isu-isu strategis negara.
Bambang Sugianto selaku perwakilan dari Majelis Nasional KAHMI mengatakan bahwa GNB sejatinya merupakan gerakan yang hadir untuk menjadi jalan tengah di antara pertarungan dua kutub kekuatan dunia. Namun, kini mesti berbenah dan mengambil langkah strategis atas terjadinya polarisasi yang semakin kentara pada dinamika global saat ini yang ditandai dengan munculnya berbagai konflik yang ditunggangi oleh negara-negara super power.
Muhammad Fajar Ikhsan yang merupakan dosen UUM berpendapat jika GNB adalah salah satu instrumen yang sebenarnya dapat digunakan sebagai alat penyelesaian segala bentuk perselisihan di ranah internasional. “Hal itu dapat dilakukan melalui jalan damai dengan prinsip memajukan segala bentuk kepentingan bersama melalui kerjasama, menghormati hukum, dan pemenuhan segala kewajiban akan perdamaian di kancah internasional,” ujar Muhammad.
Menyetujui perkataan Bambang Sugianto dan Muhammad Fajar Ikhsan, Tantan Taufiq Lubis yang menjabat sebagai Chairman NYC Indonesia memperjelas tantangan yang dihadapi oleh GNB. Tantangan yang muncul sejak awal abad 21 harus disadari dan GNB harus terus mengembangkan kapasitas serta arah kebijakan atas tantangan tersebut. “Hal ini bertujuan agar GNB tetap relevan dalam menunjukkan kontribusinya untuk mencari solusi menghadapi persoalan dalam dan luar negeri, seperti masalah ekonomi dan sosial,” ujar Bambang.
Sebagai organisasi kepemudaan di kalangan pelajar yang berkonsen pada isu pemberdayaan serta peningkatan potensi pelajar, IPM melalui Bidang Hubungan dan Kerjasama Internasional dalam beberapa waktu terdekat akan meyambangi berbagai stake-holder yang memiliki irisan dalam upaya penguatan kembali akan kesadaran Gerakan Non-Blok tersebut. Mengingat IPM mesti terlibat dalam upaya pemenuhan perdamaian dunia lewat penyaluran potensi yang dimiliki oleh kader-kadernya sesuai dalam bingkai kebebasan dan kemerdekaan untuk menentukan sikap. *(gil)