IPM.OR.ID., BONDOWOSO – Menjadi pengusaha di usia muda bukanlah hal yang mustahil. Bunga Puspita Sari Ketua Umum Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PD IPM) Bondowoso telah membuktikan hal tersebut. Salah seorang kader IPM berusia sembilan belas tahun, tapi sudah menghasilkan omzet puluhan juta Rupiah dalam sebulan.
Ketekunan merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam mencapai suatu usaha. Tatangan dan hambatan sudah pasti akan menjadi hadapan oleh para pengusaha. Tapi, jika hal itu mempu melewatinya dengan baik, tentu keberhasilan pasti sudah menunggu di depan mata.
Bunga Puspita Sari sebagai siswi SMK Muhammadiyah 1 Bondowoso, salah seorang pengusaha muda di Desa Kembang, Kecamatan Bondowoso. Tidak hanya menikmati usahanya sendiri, perempuan tersebut juga berhasil merekrut sejumlah warga di Bondowoso dan beberapa cabang usaha lain di luar daerah.
Ketika dikonfirmasi Jawa Pos Radar Ijen, perempuan yang akrab disapa Bunga ini menceritakan banyak hal. Termasuk mengapa Bunga memutuskan untuk terjun dalam dunia usaha. Ternyata, bakat berbisnis perempuan yang masih berusia sembilan belas tahun ini sudah muncul sejak dini. Bahkan pada saat Bunga duduk di bangku SD, orang tuanya sudah mengajarkan Bunga berbisnis. “Pada saat itu orang tua saya sudah mendidik saya sebagai entrepreneur, walaupun tidak dalam skala besar,” kenangnya.
Orang tuanya mengajarkan Bunga berjualan pisang goreng saat ia duduk di bangku SD. Ternyata bukan minder, Bunga justru menikmati kegiatan sehari-harinya itu. Malah dia menilai bukan dari kegiatan jualannya, tapi bagaimana ilmu mengatur keuangan yang orang tuanya berikan. Sehingga saat dirinya menginjak SMP, jiwa entrepreneur terus tumbuh berkembang.
Terlebih, pada saat itu Bunga mengatakan mengalami permasalah keluarga. “Dalam tanda kutip sedang dalam keadaan kepepet,” tutur Bunga.
Sejak saat itu, Bunga mulai fokus untuk melakukan penjualan secara daring. Terlebih pada saat ia SMP, dikatakan memang sedang mulai menjajal online shop di Bondowoso. Ternyata bisnis online yang dijalani sejak kelas VIII SMP mendapatkan tanggapan positif dari masyarakat sekitar. Terlebih, dengan tawaran harga yang lebih murah daripada penjualan secara langsung.
Beberapa teman atau tim yang tergabung dalam usahanya yang saat ini dengan sebutan All Shop Bondowoso (ASB) memiliki latar belakang dan kisah hidup yang sama. Dari hal itulah, Bunga mengaku lebih semangat untuk mengembangkan usahanya, terlebih juga dapat memberikan manfaat kepada temannya yang lain. “Dari situ saya mulai merakit-merakit, hingga menjadi perahu. Tapi dengan kapasitas orang banyak, tentu harus berubah menjadi kapal,” imbuh Bunga.
Pengambilan nama grup jual beli itu, menurut Bunga, sesuai dengan barang-barang yang ia pasarkan. Mulai dari snack atau makanan ringan, aksesoris, serta beberapa barang lainnya. Setelah beberapa tahun berjalan, Bunga kemudian memutuskan untuk menjadi distributor dan produksi barang yang ia jual sendiri sejak 2019 lalu. Rumah produksinya berada di Nganjuk, dengan jumlah tim delapan Ibu-ibu. Sementara, di Bondowoso sendiri ada sembilan orang yang tergabung dalam timnya.
Fokus dan tekun, menurut Bunga, adalah salah satu kunci keberhasilannya, sehingga satu per satu tugasnnya dapat terselesaikan dan tidak ada yang keteteran. Hasilnya, saat ini Bunga berhasil mendapatkan omzet kotor sejumlah Rp 130 hingga 135 juta setiap bulan. Sementara, omset bersih secara keseluruhan mencapai Rp 50 hingga 60 juta setiap bulan. Bahkan, pada masa pandemi, penjualan produknya mengalami peningkatan cukup drastis.
Bunga mengatakan kalau kita konsisten, tidak mudah menyerah, siap fokus untuk apa yang di tuju dan percaya bahwa kita mampu melewati semuanya. Jangan lupa bahwa semua usaha harus mengikuti dengan doa. Lihatlah ke depan untuk menggapai keberhasilan dan tengoklah kebelakang untuk rasa syukur yang tiada tara, ujar Bunga di penghujung wawancara via whatsapp. (hasan)