IPM.OR.ID. YOGYAKARTA – Ada yang berbeda dengan pemateri yang dihadirkan dalam Pelatihan Da’i Pelajar Muhammadiyah (PDPM) III yang diselenggarakan Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta (PW IPM DIY). Pada PDPM III kali ini, PW IPM DIY menghadirkan Shinta Ratri, yang merupakan transpuan sekaligus Kepala Pondok Pesantren Waria Al-Fatah untuk berbagi ilmu terkait topik bahasan “Dakwah Inklusif Pelajar” yang dilaksanakan pada Sabtu (16/04/2022) di Dusun Gangsiran, Desa Madurejo, Prambanan, Sleman. Kegiatan PDPM III kali ini pun diikuti sejumlah 18 peserta yang berasal dari berbagai penjuru di Indonesia.
Adapun tema utama dari PDPM III IPM DIY bertajuk “Dakwah Inklusif Pelajar Berdaulat” yang mencoba membuat model baru dalam proses pelatihan dakwah. Ketua Bidang Kajian Dakwah Islam (KDI) PW IPM DIY Faiz Arwi menyampaikan bahwa tahun ini bidang KDI PW IPM DIY membuat arus baru dalam Pelatihan Da’i Pelajar Muhammadiyah (PDPM).
Peserta tidak lagi hanya duduk manis di dalam kelas, tetapi juga langsung diterjunkan ke tengah-tengah masyarakat untuk melakukan pengabdian. “Mereka diterjunkan di enam dusun dan enam masjid untuk mengajar TPA, menjadi muazin, imam, serta menyampaikan kultum salat subuh dan tarawih. Dengan demikian, pelatihan tidak berisi teori saja, tetapi juga learning by doing serta meneguhkan IPM e Masjid,” jelas Faiz.
Kepala Pondok Pesantren Waria Al-Fatah Shinta Ratri menyampaikan bahwa dakwah inklusif ada bertujuan untuk memahamkan kelompok lain dengan dasar kesetaraan. “Dakwah inklusif ada untuk memberikan pemahaman tentang kesetaraan dan posisi kita sebagai pendakwah adalah memberi penguatan terhadap kelompok-kelompok yang rentan mendapatkan diskriminasi,” jelas Shinta.
Lebih lanjut, Shinta menjelaskan bahwa kelompok rentan seperti lansia, disabilitas, waria, penghayat kepercayaan, dan kelompok yang lainnya itu sama seperti manusia kebanyakan yang juga memiliki hak yang sama seperti manusia lainnya.“Dakwah yang efektif dianggap berhasil ketika kita bisa memberikan contoh sebagai teladan dan mampu memberikan kebermanfaatan bagi banyak orang,” kata Shinta.
Ketua Umum PW IPM DIY Racha Julian Chairurrizal menjelaskan bahwa IPM DIY sangat beruntung bisa belajar langsung dengan sosok Shinta Ratri. Baik panitia maupun peserta menjadi belajar bagaimana sejatinya menjadi manusia. Menghargai perbedaan, mengapresiasi kemampuan, dan menyelesaikan permasalahan tanpa melihat sekat golongan apapun. “Mungkin sudut pandang akidah dan fikihnya kita bisa saja berbeda. Namun, jika terkait soal semangat bermuamalah, saya pikir Shinta Ratri adalah salah satu mentor yang tepat untuk pemateri PDPM III,” pungkas Racha.