IPM.OR.ID., KENDARI – Sistem Perkaderan IPM (SPI) akan diperbaharui dan untuk mengetahui lebih jauh mengenai hal tersebut, Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah Sulawesi Tenggara (PW IPM Sultra) menggelar Workshop Session with PP IPM yang dilaksanakan secara daring melalui teleconference zoom meeting pada Selasa (30/05/2023).
Workshop yang bertemakan, “Mengenal Rancangan Sistem Perkaderan IPM yang Baru” ini merupakan salah satu agenda dalam kegiatan Pelatihan Fasilitator Pendamping (PFP) II PW IPM Sultra 2023.
Turut hadir dalam kegiatan ini 17 peserta dari berbagai daerah di Sulawesi Tenggara, juga turut pula hadir Wira Muhammad Rafli (Ketua Umum PW IPM Sultra 2021-2023) dan Nabhan Mudrik Alyaum (Ketua Pimpinan Pusat IPM Bidang Perkaderan 2021-2023).
Kepada tim ipm.or.id, Wira Muhammad Rafli (Ketua Umum PW IPM Sultra 2021-2023) mengungkapkan bahwa tujuan workshop kali ini adalah agar peserta mengenal lebih jauh mengenai rancangan SPI baru. Menurut keterangannya, peserta PFP II sebelumnya telah mengkaji SPI, sehingga dari workshop dan diskusi ini, peserta diharapkan dapat mengkritisi lebih jauh pembuatan SPI baru yang sedang dirancang.
“Kegiatan ini dilatarbelakangi agar PFP II kali ini benar-benar dapat menjadi laboratorium perkaderan, salah satunya adalah dengan memahami sistem perkaderan IPM. Apalagi saat ini SPI baru sedang dalam proses perancangan dan ini adalah waktu yang tepat agar para kader di pelatihan-pelatihan IPM bisa kritis dan memberikan gagasannya untuk pimpinan agar sistem yang sedang disusun bisa sesuai dengan kebutuhan kader IPM di seluruh Indonesia,” tukas Wira.
Ia berharap melalui PFP II kali ini dapat menghasilkan para fasilitator yang menjadi pelopor-pelopor perbaikan perkaderan di IPM. Selain itu ia berharap agar momen PFP II kali ini dapat membawa ide serta gagasan untuk kemaslahatan dan kemajuan perkaderan IPM ke depannya.
Tak kalah menarik, Nabhan Mudrik Alyaum (Ketua Pimpinan Pusat IPM Bidang Perkaderan 2021-2023) sebagai pemateri menyebut bahwa perubahan SPI adalah bentuk ikhtiar IPM dalam menyesuaikan dengan zaman yang terus bergerak maju. Ia juga menekankan ke depannya bahwa berIPM itu akan lebih mudah dan menyenangkan agar IPM lebih menarik.
“Perubahan itu sangat wajar, bahkan perlu kita dukung. Tetapi kemudian, bagaimana perubahannya terus terjadi, bagaimana SPInya, apa saja yang harus dibahas dalam SPI, itu yang kemudian yang masih dalam tahap pembahasan,” jelas Nabhan.
Kendati workshop berlangsung cepat, para peserta belum merasa cukup dengan diskusi malam itu. Mereka bersemangat dan berapi-api untuk berdiskusi dan kritis membahas wacana SPI baru.*(iant)