Nabhan Mudrik merupakan Ketua Bidang Perkaderan Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PP IPM). Pada Sabtu (29/01/22) lalu, ia berhasil menempati posisi kedua kompetisi esai skala nasional dalam penghargaan Zulkifli Hasan (Zulhas) Award.
Zulhas Award merupakan sebuah bentuk ikhtiar Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan dalam upaya untuk mengampanyekan serta menyuarakan narasi-narasi yang berkaitan tentang Islam Tengah.
Nabhan menjelaskan bahwa tujuannya untuk mengikuti Zulhas Award ini adalah untuk ikut berpartisipasi dalam membangun Islam Wasathiyah atau Islam Tengah. Ia juga menambahkan kalau hal ini cocok dengan aktivitasnya di dalam IPM maupun di luar IPM sebagai penggiat media.
Senada dengan judul dan tema yang ia pilih, yakni Media Digital untuk Membumikan Islam Wasathiyah. Pemilihan judul dan tema tersebut bukan tanpa alasan, Nabhan menjelaskan ide besar seperti Islam Tengah tidak bisa hanya berhenti di tataran konsep saja, tapi juga harus jelas dan juga detail sampai ke praktiknya, salah satunya melalui media digital. Oleh karena itu, ia berusaha membuat ide besar mengenai Islam Tengah itu dapat dipraktikkan.
Nabhan juga tidak asal-asalan menulis ide besar esai tersebut. Pasalnya, hal itu dilandasi hasil riset, brainstorming, dan pengalaman pribadinya selama menjadi seorang penggiat media di dalam IPM maupun luar IPM. Tak ayal, hasil yang didapatpun cukup representatif karena bersentuhan langsung dengan konsep Islam Tengah.
Selanjutnya, ia mengungkapkan rasa haru dan bangganya ketika menempati posisi itu.
“Sangat senang dan excited juga pastinya. Karena bisa menjadi representasi IPM yang bersaing di kompetisi literasi taraf nasional. Selain itu, menjadi kebanggaan tersendiri bisa bertemu dengan tokoh-tokoh nasional, seperti Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, Gubernur Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta Anies Baswedan, dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil,” ungkap Nabhan ketika diwawancarai oleh ipm.or.id bagaimana kesannya setelah mendapati bahwa ia berhasil menjuarai perlombaan tersebut.
Lebih lanjut, Nabhan juga menyampaikan bahwa hal itu juga menjadi sebuah kebahagiaan tersendiri di akhir masa perkuliahannya sebagai seorang mahasiswa bisa mengikuti kompetisi dan berhasil menjuarainya, karena perlu diketahui bahwa Zulhas Award ini merupakan satu-satunya kompetisi yang diikutinya selama ada di bangku perkuliahan.
Di akhir wawancara yang dilakukan via WhatsApp, Nabhan menyebut peribahasa, kalau kita jadi yang paling hebat di suatu ruangan, berarti kita ada di ruang yang salah.
“Oleh sebab itu, jangan hanya jago di internal IPM dan Muhammadiyah saja, tapi bertebaranlah di muka bumi, di lingkungan yang lebih luas. Berkenalan, berkolaborasi, dan berkompetisilah dengan banyak orang sesuai bidang keahlian kita, terkhusus literasi,” tutup Nabhan. *(Yud)