IPM.OR.ID, MEDAN -Puluhan kader IPM Medan berduyun-duyun memenuhi gedung Perguruan Tinggi Muhammadiyah Tegal Rejo. Tidak lain untuk meramaikan acara Konferensi Pimpinan Daerah (Konpida) yang berlangsung pada Sabtu-Ahad (6-7/02/2021). Meskipun dengan iklim diskusi yang sempat memanas. Namun, tetap bisa bangun revitalisasi organisasi yang harmonis.
Dengan mengusung tema ‘’Kontemplasi Arah Gerakan Menuju IPM Medan Berkemajuan’’. Konpida ini bertujuan sebagai laporan pertanggung-jawaban setengah periode kepengurusan pimpinan daerah (PD) IPM . Dihadiri oleh Burhanuddin selaku Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM), Selamet Untung Suropati selaku Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), serta seluruh alumni beserta Pimpinan Cabang (PC) IPM se-Medan.
Burhanuddin menyampaikan harapan ke PD IPM Medan. ‘’Semoga acara ini dapat menambah wawasan, meluruskan kesalahpahaman, dan dapat mengambil keputusan dengan pertimbangan yang luas, logis dan benar”, ungkapnya.
Senada dengan pesan Fadhil Abdillah selaku Persatuan Alumni (Pena) IPM Medan, ia mendukung segala bentuk kegiatan IPM.
“Banyak pekerjaan rumah yang harus segera terselesaikan oleh PD IPM Medan. Revitalisasi organisasi menjadi penting untuk diperbincangkan di Konpida ini. Semoga sukses dan terus bersilaturahim dengan alumni yang lain dan kami akan terus mendukung,” ungkap Fadhil.
Kegiatan berlangsung dengan sedikit dinamika karena terdapat kerusuhan beberapa cabang yang menolak adanya Sumbangan Wajib Perorangan (SWP) dan Sumbangan Wajib Organisasi (SWO). Berlanjut dengan keputusan deadlock tanpa mendasar. Istilah deadlock merupakan kondisi adanya dua proses atau lebih yang saling menunggu dan tidak terjadi kemajuan.
Taufik Prima selaku Ketua Umum Pimpinan Daerah (PD) IPM Medan menambahkan bahwa sebagai pelajar Muhammadiyah harus bijak menyelesaikan persoalan.
‘’Harusnya kita mengedepankan akhlak dalam menyelesaikan suatu persoalan. Ada metode yang efisien dan win-win solution, Saya yakin PC IPM Medan memiliki pola berfikir yang benar dan pasti bijak dalam menghadapi situasi ini. Mengacu pada anggaran dasar dan rumah tangga (AD/ART) IPM semua sudah diatur, harapannya tidak abai terhadap apa yang sudah diatur,’’ tegas Taufik.
Rizkinta Sitepu selaku Ketua Panitia juga turut menjelaskan terkait persoalan deadlock.
‘’Dikarenakan permasalahan registrasi itu tidak selesai-selesai, kemudian kebijakan PW IPM Sumut memutuskan deadlock itu tidak sesuai dan tidak mendasar karena deadlock terjadi apabila di dalam suatu persidangan tidak adanya jalan keluar atau buntu, ini belum mulai persidangan dan masih dalam proses registrasi. Namun secara sepihak memutuskan deadlock tanpa mendasar,’’ jelas Rizkinta.
Meskipun diwarnai dengan situasi hal tersebut, tetapi panitia sudah meluruskan ke pihak pihak terkait sehingga acara berlanjut hingga selesai dan sukses. Terlebih kerjasama semua peserta mematuhi protokol kesehatan. Selain itu adanya perselisihan nampaknya meningkatkan persaudaraan. Tak dipungkiri, KNPI Medan turut beri apresiasi karena IPM Medan telah berperan aktif dalam pelaksanaan program pelajar berdaya dan berkemajuan. (*Aulia/Vira)